Bisnis.com, PADANG-PT Semen Padang, anak usaha PT Semen Indonesia Tbk, segera memulai pembangunan pabrik Indarung VI dengan kapasitas 3 juta ton per tahun pada akhir semester I/2014 dan diperkirakan rampung pada akhir 2016.
Direktur Utama Semen Padang Munadi Arifin mengatakan saat ini proses pembangunan semen Indarung VI sudah mencapai 1,15% atau dalam tahap pematangan lahan.
“Dalam waktu dekat akan dilakukan ground breaking [peletakan batu perdana] pembangunan. Penetapan vendor juga sedang berjalan,” kata Munadi kepada Bisnis.com, belum lama ini.
Pabrik baru yang berada di kompleks Indarung, Padang Sumatra Barat, ini semula diproyeksikan menelan dana investasi Rp3,25 triliun. Namun kebutuhanan biaya diperkirakan membengkak karena ada kenaikan nilai rupiah terhadap dolar.
Pada Januari lalu, Semen Indonesia sebagai induk usaha sendiri sudah mengantongi komitmen pendanaan senilai Rp3,5 triliun untuk membiayai 50% investasi proyek pabrik Indarung VI dan pabrik Rembang (Jawa Tengah) yang mencapai Rp7 triliun.
Munadi mengatakan pabrik baru ini akan mampu menambah kapasitas produksi semen sekitar 3 juta ton per tahun. Saat ini, produksi semen dari Semen Padang mencapai 6,5 juta ton per tahun, sehingga dengan tambahan produksi pabrik baru ini, total kapasitas bisa ditingkatkan mencapai 9,5 juta ton per tahun.
Munadi mengungkapkan, pembangunan pabrik baru tersebut sebagai solusi menurunnya pangsa pasar di wilayah Sumatera karena kapasitas pabrik lama dan yang merupakan pabrik semen tertua di Indonesia itu sudah maksimal.
"Kebutuhan pabrik baru ini untuk mengantisipasi peningkatan permintaan semen dan mempertahankan pangsa pasar," katanya.
Munadi mengatakan sejak sinergi bersama tiga pabrik semen yakni PT Semen Gresik, PT Semen Tonasa, dan TLCC Vietnam, dalam satu perusahaan PT Semen Indonesia Tbk, pasar Semen Padang difokuskan untuk menggarap pesisir Sumatra bagian barat dan Jawa bagian barat, mencakup Banten, DKI, dan Jawa Barat.
Pasar Semen Padang di wilayah Sumatra bagian timur saat ini dipasok dari Semen Gresik, yang jaraknya lebih dekat sehingga bisa menghemat biaya pengiriman.
“Sebelum sinergi, dulu kami memasok kebutuhan semen di Batam itu, lewat teluk Bayur memutar Selat Sunda. Jaraknya jauh sekali. Sekarang pasar itu bisa diisi dari Gresik. Ini salah satu manfaat dari sinergi yang sudah dilakukan,” katanya.
Munadi mengatakan rata-rata, pertumbuhan permintaan Semen di pasar Sumatra sendiri mencapai 7% per tahun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pasar semen di Jawa sekitar 5% per tahun. Pangsa pasar semen di Sumatra sendiri sekitar 20% dari pasar nasional, sebanyak 65% merupakan pangsa pasar di Jawa,dan sisanya 15% kawasan timur Indonesia.