Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Forum OECD Asean: Ini Pemaparan Menkeu Chatib Basri Soal Pertumbuhan Kelas Menengah

Peningkatan jumlah kelas menengah di negara berkembang harus diimbangi oleh perbaikan infrastruktur untuk menciptakan produksi yang efisien.
Menkeu Chatib Basri/Bisnis.com
Menkeu Chatib Basri/Bisnis.com

Bisnis.com, NUSA DUA - Peningkatan jumlah kelas menengah di negara berkembang harus diimbangi oleh perbaikan infrastruktur untuk menciptakan produksi yang efisien.
 
Menteri Keuangan Chatib Basri menyampaikan pertumbuhan kelas menengah menjadi hal krusial bagi pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek, karena mampu menopang peningkatan konsumsi.
 
Namun dalam jangka panjang, lanjut dia, justru akan menjadi hambatan jika tidak diimbangi oleh pertumbuhan produksi yang memadai. Untuk menciptakan efisiensi produksi, diperlukan perbaikan dari sisi infrastruktur, sumber daya manusia, produktifitas, dan pemerintahan.
 
“Jadi, tidak bisa hanya mengandalkan daya beli kelas menengah karena itu hanya potensi. Tentunya harus dieksekusi dengan dukungan produksi yang mapan,” jelasnya di sela acara OECD Southeast Asia Regional Forum: Regional Competitiveness for Sustained growth, Rabu (26/3/2014).
 
Dengan pendapatan yang meningkat, perilaku masyarakat pun berubah. Selanjutnya, akan ada ekspektasi yang tinggi terhadap kebijakan politis, dan layanan publik yang diperoleh dari pemerintah. Kalangan menengah akan menuntut pemerintahan yang baik dan fasilitas infrastruktur yang lebih memadai.
 
“Pemerintah harus segera melakukan perubahan dengan perbaikan infrastruktur dan kualitas manusia yang baik,”katanya.
 
Dia menggambarkan kelompok masyarakat menengah dengan pengeluaran US$4 per hari tercatat hanya 5% dari populasi pada 2003, sementara 7 tahun kemudian pada 2010 persentasenya meningkat hingga 18%.
 
Dalam perhitungan matematis berdasarkan jumlah penduduk, lanjut dia, sudah ada kelas baru yang menambah konsumsi melebihi US$40 juta.
 
“Pada 2025 diperkirakan bisa mencapai US$135 juta, hal itu yang akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi,”sebutnya.
 
Secretary General OECD Angel Gurria mengamini bahwa kondisi tersebut tepat menggambarkan negara berkembang yang maju. Salah satu indikasinya yakni terjadi transisi basis pengetahuan dan basis teknologi yang meningkat, serta berkurangnya buruh dengan upah murah.
 
Pada dasarnya, produktifitas di negara berkembang menjadi cara paling tepat meningkatkan kualitas pekerja dan meningkatkan gaji serta mendorong konsumsi. Meskipun nantinya akan kesulitan berkompetisi dengan negara lain yang memiliki pekerja dengan gaji murah.
 
“Solusi berkompetisinya ialah dengan membekali pendidikan dan keahlian yang baik untuk menciptakan produksi berkualitas. Akhirnya menghasilkan distribusi tenaga kerja yang efisien,”paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lavinda
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper