Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bandara Halim Perlu Pararel Taxiway

Pengembangan Bandara Halim Perdanakusuma harus dilakukan dari sisi infrastruktur udara dengan membangun pararel taxiway untuk mengakomodasi kepentingan maskapai penerbangan carter.

Bisnis.com, JAKARTA--Pengembangan Bandara Halim Perdanakusuma harus dilakukan dari sisi infrastruktur udara dengan membangun pararel taxiway untuk mengakomodasi kepentingan maskapai penerbangan carter.

Ketua Bidang Carter Indonesia National Air Carriers Assocition (INACA) Denon Prawiraatmaja mengatakan pembangunan pararel taxiway tersebut bertujuan agar tidak perlu terjadi antrean pada satu-satunya taxiway yang ada di bandara tersebut.

Taxiway memang cuma satu. Apalagi kalau mau terbang juga harus menunggu jadwal latihan pesawat militer di bandara itu,” ujarnya, Selasa (25/3).

Menurutnya pembangunan pararel taxiway sangat membantu penerbangan pesawat, khususnya pesawat carter yang sering lepas landas serta mendarat di bandara tersebut.

Pasalnya, pesawat carter yang kapasitas kursinya terbatas tidak memerlukan seluruh landasan pacu untuk lepas landas atau mendarat.

Jadi kalau ada pararel taxiway, pesawat bisa langsung masuk menuju apron tanpa harus melalui taxiway di ujung landasan,” tambahnya.

Menurutnya, usulan tersebut pernah disampaikan oleh pihak INACA kepada PT Angkasa Pura (AP) II dalam beberapa rapat sebelum pembukaan.

Akan tetapi usulan tersebut menurutnya hanya ditanggapi secara normatif.

Padahal menurut dia, pengembangan infstrastruktur udara tersebut harus dilakukan karena bandara berkode HLP tersebut akan semakin ramai di masa mendatang seiring pengalihan rute penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng yang dilakukan oleh maskapai selain Citilink.

Karena itu kami mengharapkan usulan itu bisa segera direalisasikan,” tandasnya.

Direktur Teknologi dan Kebandarudaraan PT AP II, Salahudin Rafi menjelaskan dalam rencana pengembangan bandara milik perusahaan milik negara itu sejak 2013-2016 Bandara Halim Perdanakusuma belum dimasukkan ke dalam daftar pembiayaan pembangunan.

Dalam daftar tersebut, ada 10 dari 13 bandara milik PT AP II yang masuk dalam rencana pengembangan lebih lanjut. Bandara-bandara tersebut meliputi Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Kualanamu Medan, Sultan Sarim Kasim II Pekanbaru, Sultan Mahmud Badarudin II Palembang, Fisabililah Tanjung Pinang, Sultan Taha Jambi, Depati Amir Pangkal Pinang, Hisein Sastranegara Bandung, Supadio Pontianak serta Silangit Tapanuli.

Dalam jangka panjang dari 2007-2020 di semua bandara-bandara itu kami bakal mengeluarkan anggaran sebesar Rp32 triliun untuk membiayai 168 pekerjaan. Halim tidak termasuk,” ujarnya.

Pengalihan Garuda

Terkait pengalihan lima rute penerbangan Garuda Indonesia dari Bandara Soekarno-Hatta ke Halim Perdanakusuma, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan, Bambang S. Ervan mengatakan hal tersebut masih dibicarakan oleh berbagai pemangku kepentingan mulai dari Kementerian Perhubungan hingga TNI Angkatan Udara.

Dengan demikian, pemindahan rute penerbangan Jakarta-Palembang, Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Pontianak, Jakarta-Semarang serta Jakarta-Surabaya dengan total frekuensinya mencapai 10 penerbangan, belum bisa terealisasikan dalam waktu dekat.

Berdasarkan data yang dimiliki PT AP II, sepanjang 2013, ada 33.306 pergerakan pesawat komersial di Bandara Halim Perdanakusuma dengan total penumpang 210.814 orang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper