Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siba Group Tunda Rencana Listing Hingga Awal 2015

Penundaan IPO dilakukan untuk menggenjot potensi dana masuk melalui efisiensi dan peningkatan produktivitas usaha. Pasalnya, pascabanjir di jalur pantai utara (Pantura) telah memangkas produktivitas pada 6 perusahaan yang dikelola.
Ilustrasi/sibasurya.com
Ilustrasi/sibasurya.com

Bisnis.com, SEMARANG -- PT Siba Surya (Siba Group) selaku perusahaan transportasi dan jasa pengiriman barang menunda rencana pelepasan saham perdana (IPO) hingga awal 2015.

Penundaan IPO dilakukan untuk menggenjot potensi dana masuk melalui efisiensi dan peningkatan produktivitas usaha. Pasalnya, pascabanjir di jalur pantai utara (Pantura) telah memangkas produktivitas pada 6 perusahaan yang dikelola.

Presiden Direktur Siba Group Daniel Budi Setiawan menyatakan rencana melantai ke bursa tidak terkejar tahun ini sehingga pihaknya perlu menyesuaikan kembali nilai pelepasan saham untuk mendapatkan jumlah dana yang diincar.

“Rencana awal go public mau lepas 20% saham, sambil menunggu size ideal kurang lebih US$100 juta atau harus bisa jualan Rp1,2 triliun,” ujar Daniel kepada Bisnis, Senin (24/3/2014).

Kondisi perusahaan yang terdampak banjir dan terpengaruh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS itu, menurut Daniel, ikut memengaruhi persiapan pelepasan saham Siba Group.

“Kalau dipaksakan lepas dengan nilai Rupiah di atas Rp10.000 secara ukuran jualannya turun, perusahaan perlu besarkan modalnya dulu lewat efisiensi dan peningkatan produksi,” kata Daniel.

Akibat penundaan IPO yang sedianya dilakukan 2012, administrasi pengajuan melalui Otoritas Jasa Keuangan perlu kembali dilakukan dari awal karena saat ini kondisi perusahaan berubah.

“Posisi saat ini break, jadi nanti prosedurnya dari awal, tetapi setidaknya OJK sudah ada data kami.”

Selanjutnya, Daniel menuturkan ekspansi usaha baru akan dilakukan melalui investasi di awal 2015 pascapelepasan saham dengan rencana membangun pusat pendidikan pengemudi dan mekanik di Jawa Tengah.

Dalam hal ini, usaha berbasis cargo tersebut tengah mencari lahan untuk realisasi rencana pengembangan investasi dengan harapan bakal menyokong kebutuhan SDM untuk operasionalisasi 2.000 armada yang dimiliki.

Perusahaan yang melayani jasa transportasi sejak 1951 ini setidaknya memiliki aset Rp500 miliar - Rp1 triliun dan mengoperasikan sekitar truk berbagai merek seperti Mercedez Benz, Volvo, Iveco DAF, Scania dan ERF.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper