Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Usaha Kargo Inginkan Areal Terpadu Bandara

Pelaku usaha kargo udara mengatakan perbaikan infrastruktur logistik di bandara hub mendesak untuk dibenahi. Kehadiran areal pergudangan terpadu menjadi kunci peningkatan volume barang
 Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA- Pelaku usaha kargo udara mengatakan perbaikan infrastruktur logistik di bandara hub mendesak untuk dibenahi. Kehadiran areal pergudangan terpadu menjadi kunci peningkatan volume barang.

Commercial Deputy Director Cardig Logistics Indonesia Mahendra Rianto mengatakan pengelola bandara, terutama Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma (Jakarta), agar membangun areal pergudangan terpadu.

Menurutnya, efisiensi dan maksimalisasi logistik udara akan terpacu dengan keberadaan areal pergudangan yang luas dan dikelola secara sinergis, baik antara pengelola maupun penyedia jasa.

Selain itu, dia mengatakan kunci pemaksimalan infrastruktur transportasi sebagai pendorong penurunan biaya logistik, adalah penciptaan kawasan terintegrasi.

Saat ini, penyedia jasa kargo udara umumnya dapat mengangkut sekitar 30 ton volume barang ekspor-impor per bulan, dengan operasi di regional Asia. Pelaku usaha kargo udara itu kebanyakan mengandalkan keberadaan bandara Soetta dan Halim.

"Secara makro untuk pemaksimalan infrastruktur logistik diperlukan kawasan integrasi. Sebagaimana yang akan diupayakan di Sei Mangke [Sumatra Utara], adanya pelabuhan yang tersambung dengan jalur rel," ujar Mahendra kepada Bisnis, Jumat (21/3/2014).

Tidak hanya itu, selain fasilitasi areal yang kurang maksimal di bandara bagi bisnis kargo, Mahendra juga mengatakan adanya integrasi harus melibatkan kawasan industri. Untuk Sei Mangke, yang merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dia menyarankan hub udara pun mesti dikembangkan ke arah sana.

Sementara itu, berdasarkan amatan Transportation& Logistics Practice Frost & Sullivan yang disebutkan Gopal R selaku Vice President, terdapat pertumbuhan kargo udara akan meningkat 15,3% di level 1,34 juta ton dari 1,15 juta ton pada 2013.

Data Bank Dunia, volume kargo Indonesia mencapai 1.008 mio tonnes-km atau market share-nya baru mencapai 0,57% dari total market share dunia.

“Pertumbuhan kargo udara pasti akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan industri di Indonesia. Harus ada infrastruktur yang lebih bagus di bandara untuk meningkatkan kargo,” katanya.

Saat ini Terminal Kargo di Bandara Soekarno-Hatta berdiri di atas lahan seluas 70.794 m², yang bisa menampung barang hingga 500.000 ton.

Nantinya secara bertahap akan dikembangkan menjadi 160.000 m², dengan kapasitas 1,5 juta ton. Sedangkan apron kargo di Soekarno-Hatta saat ini berdiri di lahan seluas 46.800 m² dan pada 2015 akan diperluas menjadi 227.515 m².

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper