Bisnis.com,JAKARTA-PT Industri Kapal Indonesia (IKI) tahun ini fokus menyelesaikan perbaikan galangan kapal di Bitung, Sulawesi Utara, dengan investasi Rp50 miliar. Dana diperoleh dari Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp200 miliar.
Besaran dana investasi tahun ini merupakan sisa anggaran dari total PMN sebesar Rp200 miliar. Pada tahun sebelumnya, PT IKI telah menyelesaikan perbaikan galangan kapal di Makassar dengan total biaya Rp175 miliar.
“Kami memang dapat suntikan dana PMN sebesar Rp200 miliar pada 2013. Nah, tahun lalu dana yang terserap baru 75% [Rp150 miliar]. Sekarang sisanya 25% untuk investasi perbaikan [galangan kapal] tahun ini,” ujar Soerjono, Komisaris Utama PT IKI, di Kemenperin, Rabu (19/3/2014).
Soerjono mengatakan tahun ini juga akan melakukan penambahan fasilitas untuk merebut pelanggan lama. Menurutnya, selama 12 tahun IKI merugi akibat krisis moneter..
Untuk perbaikan galangan kapal, dia mendatangkan konsultan dari Jepang. “Dalam waktu 1 bulan, target repair 3 unit kapal ukuran 3.500 deadweight tonnage (DWT),” terangnya.
Dia menambahkan nilai perawatan 9 unit kapal sebesar Rp27 miliar. Dana perawatan itu sesuai dengan saran dari konsultan Jepang yang didatangkan oleh IKI. Dia mengatakan IKI tahun depan menargetkan membangun galangan kapal baru berkapasitas 10.00 DWT.
“Pada galangan kapal baru direncanakan dibuatkan fasilitas hanggar agar tidak terkena hujan. Hanggar itu seperti di PT PAL. Ini kami lakukan dalam rangka memuaskan pelanggan,” ujarnya.
Soerjono memaparkan IKI menargetkan dapat menguasai Indonesia timur pada tahun depan untuk pembangunan fasilitas baru. Saat ini, pihaknya memiliki lahan cukup luas di Indonesia bagian timur untuk membuat galangan kapal.“Target kami fokus di Indonesia timur,” ucapnya.
Dia mengatakan saat ini sudah banyak perusahaan kapal untuk melakukan reparasi di IKI. Oleh karena itu, kesempatan itu tidak ingin disia-siakan. Namun, pihaknya mengaku mengalami hambatan karena banyak kapal yang direparasi belum diambil oleh pihak pelayaran.
“Itu salah satu kendala, kalau kapal yang direparasi belum diambil oleh pemiliknya, maka kapal lain yang mau masuk tidak bisa atau terhalang. Untuk reparasi, saya berusaha untuk menekan fix cost nya. Ketelitian dalam operasional reparasi kita lakukan,” paparnya.