Bisnis.com, SURABAYA - Pengembang properti PT Intiland Development Tbk memastikan proyek pembangunan superblok Praxis di central business district (CBD) Surabaya akan selesai pada Desember 2016.
Wakil Presiden Direktur Intiland Sinarto Dharmawan mengatakan superblok senilai Rp600 miliar lebih yang telah dipasarkan pada April 2013 cukup mendapat respon positif dari masyarakat Surabaya karena 67% apartemen dan 60% ruang perkantoran Praxis telah terjual.
"Kami melihat kebutuhan, terutama di Surabaya tidak lagi tinggal di tempat yang mono used, tetapi mix used karena untuk efisiensi waktu. Idealnya hidup di kota besar, orang pergi bekerja naik mobil lalu pulang ke rumah, memarkirkan mobil, kemudian mencari hiburan yang mudah dijangkau tanpa harus mengeluarkan kendaraan lagi," ujarnya seusai Ground Breaking Praxis, di Surabaya, Kamis (20/3/2014).
Superblok Praxis seluas 1,1 hektare tersebut memiliki total 316 unit apartemen, 100 unit ruang kantor berukuran 60 m2 -150 m2 yang berada di lantai 2 dan lantai 5, hotel berbintang sebanyak 300 kamar yang akan dioperasikan oleh Grand Whize, bioskop, ruang serbaguna, gymnasium, dan kolam renang.
"Untuk perkantoran view nya langsung menghadap ke sungai Kalimas, dengan konsep seperti perkantoran di Spazio yang masing-masing ruangan menggunakan listrik sendiri-sendiri sehingga bisa dioperasionalkan kapanpun sesuai kebutuhan pemilik kantor," ujar Sinarto.
Dia mengungkapkan, dari 60% ruang kantor yang terjual, pembelinya kebanyakan bukan dari perusahaan melainkan pembeli pribadi yang berencana untuk berinvestasi dengan menyewakan kembali. Selain itu, katanya, diperkirakan penghuni perkantoran di gedung Intiland Tower yang bersebelahan dengan Praxis bakal ekspansi sehingga membutuhan ruang.
"Sedangkan di lantai ground Praxis sengaja tidak dijual, kami hanya menyewakan untuk ritel dan lifestyle," imbuh Sinarto.
Direktur Marketing Intiland Harto Laksono mengatakan harga apartemen Praxis saat diluncurkan yakni sekitar Rp18 juta/m2 dan kini telah mencapai lebih dari Rp25 juta/m2. Sedangkan ruang kantor yang ditawarkan saat itu mulai iRp1,1 miliar- Rp4,5 miliar per unit.
"Kenaikan harga apartemen dalam jangka 1 tahun ini rata-rata sampai 40%," kata Harto.
Menurut Harto, suksenya penjualan unit-unit Praxis tersebut diperkuat oleh sejumlah faktor pendukung seperti kondisi pasar properti yang tumbuh, kebutuhan hunian yang terus meningkat, dan iklim investasi yang relatif kondusif.
"Surabaya ke depan akan mengarah kepada bangunan multifungsi di kawasan terpadu, dan konsep ini jadi jawaban terhadap kondisi kian mahalnya harga lahan di pusat perkotaan dengan mobilitas yang tinggi," ujarnya.