Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Melambat, Kawasan Premium Singapura Masih Diminati Investor

Tren perlambatan pasar properti di Singapura akibat pengetatan regulasi (colling measure) oleh pemerintah guna meredam kenaikan harga hunian diyakini tidak menyurutkan minat investor asing untuk memiliki properti di kawasan premium negeri Jiran tersebut.
Properti di Singapura/JIBI
Properti di Singapura/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Tren perlambatan pasar properti di Singapura akibat pengetatan regulasi (colling measure) oleh pemerintah guna meredam kenaikan harga hunian diyakini tidak menyurutkan minat investor asing untuk memiliki properti di kawasan premium negeri Jiran tersebut.

“Singapura masih menjadi tempat investasi yang menarik untuk jangka panjang. Apalagi di area premium selalu menjadi pilihan dan harga tidak menjadi persoalan,” kata Director of Marketing, Residential Raffles Quay Asset Management (RQAM) Thomas Tan di sela-sela group discussion di Jakarta, Senin (10/3/2014).

Selain menjadi salah satu negara tersohor di dunia, dia menuturkan pasar properti mewah di Singapura dilirik para investor global karena memiliki tingkat keamanan tinggi (safe haven). Dengan kondisi tersebut, dia menuturkan imbal hasil sewa (rental yield) properti di Singapura berkisar antara 3%-4% setiap tahunnya.

Salah satu peminat utama, lanjutnya, adalah para pembeli dari negara tetangga di kawasan Asia Pasifik, tak terkecuali Indonesia. Di samping karena faktor kedekatan geografis, Thomas menyebutkan para pembeli properti asal Indonesia umumnya menjadikan Singapura sebagai tujuan wisata favorit.

“Selain itu Singapura jadi tempat pendidikan favorit bagi orang Indonesia,” terangnya.

Thomas menyebutkan salah satu proyek yang dipasarkan RQAM, yakni apartemen Marina Bay yang merupakan bagian dari kawasan pusat bisnis Marina Bay Financial Centre (MBFC) di atas lahan seluas 3,55 hektare di Singapura juga menjadi idola para investor asing.

Sejak dipasarkan pada semester II tahun lalu, proyek apartemen mewah yang dikembangkan oleh tiga pengembang ternama, yakni Cheung Kong Ltd., Hong Kong Ltd. dan Keppel Land Ltd telah laku terjual 92%. Sebagian di antara investor tersebut, jelas Thomas, berasal dari luar Singapura.

“Dari jumlah itu sepertiganya berasal dari Indonesia. Lalu, dari Malaysia yang menjadi dua terbesar,” ungkapnya.

Dia mengatakan saat ini apartemen di kawasan premium itu menyisakan hanya 17 unit dengan kisaran harga $ Singapura 5,9  juta-$ Singapura 8,25 juat dengan ukuran hingga 2.700 kaki persegi. Adapun, imbuh Thomas, Marina Bay Residences, proyek residensial pertama yang ditawarkan di kawasan tersebut telah mengalami peningkatan investasi sebesar 30% hingga saat ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper