Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan menambah enam stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) yang dibiayai APBN 2014.
Empat SPBG itu di antaranya akan dibangun di Semarang, Jawa Tengah, sedangkan dua SPBG lainnya di Jakarta.
Edy Hermantoro, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, mengatakan enam SPBG tersebut merupakan kelanjutan dari program tahunan pemerintah untuk menumbuhkan pasar pengguna bahan bakar gas (BBG).
Tahun lalu, pemerintah juga merealisasikan pembangunan tiga SPBG yang dibiayai APBN.
“SPBG itu nantinya akan terkoneksi dengan pipa gas yang telah ada, dan lokasinya disesuaikan dengan pipa yang telah dibangun pemerintah,” katanya di Jakarta, Selasa (4/3/2014).
Edy menuturkan dua SPBG yang dibangun di Jakarta akan mendapat pasokan gas dari Blok Offshore North West Java yang dikembangkan Pertamina Hulu Energy Offshore North West Java (PHE ONWJ).
Sementara itu, empat SPBG yang di Semarang akan mendapat gas dari Lapangan Gundih yang dikelola Pertamina EP dengan volume mencapai 5 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd).
Volume yang akan dialokasikan pemerintah untuk SPBG memang disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat penyerapannya di masyarakat.
“Alokasi dari pemerintah sudah ada, nanti SPBG tinggal melakukan PJBG [perjanjian jual beli gas] dengan pengelola blok migas itu,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah memperkirakan akhir tahun ini akan ada 69 unit SPBG yang beroperasi, termasuk yang dibangun PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
PGN sendiri telah diberikan penugasan untuk menjalankan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas. Dengan begitu, PGN dapat membeli gas hulu untuk sektor transportasi senilai US$4,7 per juta British thermal unit (million British thermal unit (MMBtu).
“Kami sedang melihat apakah harga BBG yang Rp3.100 per liter setara premium masih relevan atau perlu dinaikkan. Kami harus melihat dari sisi pemasok gas dan pengembang SPBG,” ujarnya.