Bisnis.com, MALANG - Populasi sapi perah secara nasional terus menujukkan penurunan. Saat ini, populasi sapi perah tinggal 350.000 ekor.
Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Dedi Setiadi mengatakan populasi tersebut menurun serius sejak 2011, karena banyak sapi perah yang disembelih untuk kebutuhan daging.
“Penurunan populasi tersebut berdampak serius pada tingkat produksi susu dari 1,7 juta liter menjadi hanya 1,4 juta liter - 1,5 juta liter,” kata Dedi kepada Bisnis, Senin (24/2/2014).
Di sisi lain kebutuhan akan permintaan susu cenderung naik. Kondisi tersebut justru bertolak belakang dengan menurunnya populasi sapi perah yang mencapai 20%-30%.
Untuk bisa meningkatkan produksi susu 40%, GKSI berharap ada pemberian bibit sapi sedikitnya 100.000 ekor. Saat ini produksi susu baru memberi kontribusi 18%-20% dari kebutuhan nasional. Sisanya dari susu impor.
Dengan estimasi rata-rata per ekor sapi mampu berproduksi sekitar 10 liter per hari maka akan terjadi penambahan produksi cukup signifikan dengan adanya bibit baru tersebut.
Di sisi lain peternak juga dihadapkan pada persoalan lainnya yakni harga susu yang cenderung tidak naik signifikan, sementara harga pakan maupun daging yang mahal.
“Dampaknya kebutuhan atau biaya produksi peternak otomatis naik. Kondisi ini membuat peternak dalam kurun 3 tahun terakhir memilih menjual ternak miliknya untuk kebutuhan daging. Jika dibiarkan maka terjadi penurunan populasi,” jelas dia.
Sulistiyanto, Ketua Bidang Usaha GKSI Jawa Timur, mengatakan bantuan bibit sapi untuk meningkatkan produksi tersebut adalah berasal dari impor bukan bibit anakan.
“Dan pemerintah tidak perlu kuatir, karena bantuan bibit tersebut bisa digulirkan melalui kredit ke peternak,” ujarnya.
Hanya saja kredit bibit sapi itu harus mempunyai termin waktu yang panjang yakni 10-15 tahun bukan 3-5 tahun. Selain tempo yang panjang, suku bunga kreditnya juga kecil. Sehingga peternak akan bergairah dan secara psikis tidak terbebani untuk melakukan angsuran.
Bantuan bibit sapi sebanyak 100.000 ekor memang cukup beralasan, mengingat Jawa Timur membutuhkan bantuan bibit sapi tidak kurang 60.000 ekor. Dengan adanya bantuan bibit yang sudah jadi itu maka akan meningkatkan produksi susu.
“Mengingat kebutuhan susu terus meningkat karena saat ini di Indonesia lebih dari 50 Industri Pengolahan Susu (IPS) berdiri,” tambah dia.