Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemasangan RFID Jalan di Tempat, Ini Penyebabnya

Hingga kini, PT INTI baru dapat memasang sekitar 270.000 RFID pada kendaraan beroda empat atau lebih di Jakarta.
Contoh Radio Frequency Identification (RFID) Pertamina/Setkab
Contoh Radio Frequency Identification (RFID) Pertamina/Setkab

Bisnis.com, JAKARTA – PT INTI dinilai belum memperlihatkan kemajuan berarti dalam penyelesaian pemasangan radio frequency identification, RFID.

Pemasangan RFID yang dilakukan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) dinilai jalan di tempat. Hingga kini, pemenang lelang proyek PT Pertamina (Persero) itu baru dapat memasang sekitar 270.000 RFID pada kendaraan beroda empat atau lebih di Jakarta.

Andi Nugroho, Manager Sosialisasi Sistem Monitoring dan Pengendalian Bahan Bakar Minyak (SMP BBM) PT INTI (Persero), mengatakan sampai saat ini pihaknya hanya melakukan pemasangan RFID pada kendaraan beroda empat di Jakarta.

Alasannya, perusahaan ingin memastikan keandalan sistem itu sebelum memasangnya di wilayah lain.

“Hingga Maret 2014, kami memang akan fokus memasang di Jakarta. Saat ini memang baru sekitar 270.000-an kendaraan terpasang RFID,” kata Andi di Jakarta, Minggu (23/2/2014).

Andi menuturkan pihaknya bersama Pertamina juga telah menyepakati agar transaksi pembelian BBM bersubsidi di Jakarta segera dicatat melalui sistem itu.

Dengan begitu, Inti akan memperoleh bayaran dari proyek yang dikerjakannya itu.

Dalam kontrak antara Pertamina dengan Inti memang disebutkan PT INTI sebagai pemenang lelang pemasangan RFID akan mendapat bayaran dari setiap liter BBM bersubsidi yang tercatat dalam sistem tersebut.

“Target kami pada akhir Maret atau awal April seluruh transaksi BBM bersubsidi di Jakarta sudah tercatat, sehingga kami sudah mendapatkan bayaran dari proyek ini,” ujarnya.

Muhammad Iskandar, Vice President BBM Retail Pertamina, mengatakan saat ini RFID hanya akan dipasang pada kendaraan roda empat atau lebih.

Pasalnya, jumlah kendaraan roda empat saat ini lebih sedikit dibandingkan dengan sepeda motor.

“Untuk sementara sepeda motor kami tinggalkan, agar dapat menjamin keandalan sistem RFID itu. Pada saatnya nanti semua kendaraan akan dipasangi alat itu,” ujarnya.

Dia menuturkan, Pertamina dan INTI kesulitan dalam menjaga sistem ini agar tetap stabil dalam merekam transaksi di seluruh SPBU.

Banyaknya data yang terekam dalam waktu bersamaan, kerap membuat server sistem itu mati.

Pemasangan RFID di Indonesia memang proyek terbesar di dunia, karena di negara lain RFID hanya digunakan untuk merekam transaksi tertentu dengan jumlah kendaraan yang jauh lebih sedikit.

Menurut Iskandar, hingga Maret 2014 pemasangan RFID memang hanya dilakukan di wilayah Jakarta.

Setelah itu, proyek itu akan dilanjutkan dengan pemasangannya pada kendaraan di wilayah Kalimantan, Batam, dan Bali.

Letak geografis Kalimantan, Bali, dan Batam menjadi pertimbangan utama bagi Pertamina dan PT INTI untuk memasang Rfid.

Diharapkan proses perekaman data dapat dilakukan dengan baik, karena tidak banyak kendaraan dari daerah lain yang masuk mengisi BBM di wilayah itu.

Selain itu, Iskandar juga menyebutkan Inti mengalami kesulitan pendanaan, sehingga belum dapat melanjutkan pemasangan RFID ke tahap selanjutnya.

Pembayaran proyek dengan nilai Rp17,58 per liter selama masa kontrak 5 tahun dianggap tidak menarik untuk perbankan, sehingga perseroan kesulitan mendapatkan pendanaan.

“Sebenarnya pendanaan 70% dari pinjaman itu wajar, hanya saja nilai proyek ini dianggap tidak bankable, sehingga PT INTI kesulitan mendapatkan pendanaan,” katanya.

Dalam proyek itu, INTI ditargetkan mampu memasang perangkat RFID pada 5.027 SPBU dan 100 juta kendaraan bermotor yang ada di seluruh wilayah Indonesia pada akhir 2014.

Jumlah 100 juta kendaraan bermotor tersebut terdiri dari 80 juta sepeda motor, 11 juta mobil penumpang, 6 juta truk, dan 3 juta bus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper