Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantan Pejabat EPA ke Jakarta Bahas Dampak Buruk Batubara

Mantan Kepala Divisi Penegakan Hukum Kualitas Udara Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat (AS) Bruce C. Buckheit akan datang ke Jakarta dan berbicara soal memburuknya kualitas udara akibat penggunaan batubara.
Penimbunan Batubara/JIBI
Penimbunan Batubara/JIBI

Bisnis.com, Jakarta--Mantan Kepala Divisi Penegakan Hukum Kualitas Udara Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat (AS) Bruce C. Buckheit akan datang ke Jakarta dan berbicara soal memburuknya kualitas udara akibat penggunaan batubara pada pekan ini.

Buckheit akan berbicara dalam diskusi organisasi lingkungan hidup di Indonesia dengan awak media dengan tema Batubara: Bahaya dan Alternatifnya. Rencananya, acara akan digelar pada Minggu, 23 Febuari di Chesee Cake Factory, Cikini, Jakarta Pusat. Acara dimulai pada pukul 11.00.

Buckheit berkarir 20 tahun di EPA dan berkontribusi tentang upaya perbaikan kualitas udara di AS terkait dengan pembangkit listrik tenaga batubara (PLTB). "Dia akan berbicara tentang persoalan batubara bagi udara, dan alternatif dari PLTB,"  tulis  keterangan  undangan tersebut, Kamis (20/2014)

Pembicara lainnya adalah Lauri Myllyvirta, ahli batubara dari Greenpeace International, yang akan membicarakan soal dampak batubara terhadap kesehatan. Selain itu, adalah pula Koordinator Kampanye Batubara Global dari Waterkeeper Alliance, Donna Lisenby. Lisenby akan bicara dampak batubara dan PLTB terhadap sungai.

Dua pembicara lainnya adalah Renuka Saroha dari 350.org, yang berbasis di India dan Ki Bagus Hadi Kusuma, dari Jaringan Advokasi Tambang. Keduanya akan berbicara soal tren bisnis batubara bagi kedua negara.

Dalam latar belakangnya dijelaskan, batubara merupakan salah satu energi penting di Indonesia dan digunakan sekitar 54% sebagai pembangkit listrik oleh PLN. Walaupun demikian, pembakaran batubara ternyata berdampak besar pada emisi karbon.

Distribusi batubara yang menggunakan transportasi sungai pun ternyata mengganggu ekosistem di wilayah tersebut. Dampak buruk lainnya juga pada kualitas udara yang akhirnya menimbulkan masalah pada kesehatan macam pernafasan, paru-paru dan perkembangan anak.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anugerah Perkasa
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper