Bisnis.com, PALEMBANG - Pemprov Sumsel bersama PT Pelabuhan Indonesia II Cabang Palembang berencana mengembangkan terminal terpadu untuk mempermudah pengangkutan komoditas andalan Sumsel yang selama ini masih mengalami banyak kendala.
Kepala Bidang Pertambangan Umum Dinas Pertambangan dan Energi (Distamber) Sumsel Izromaita mengatakan pembuatan terminal terpadu akan memberi banyak manfaat bagi perkembangan sektor tambang batu bara provinsi itu.
"Kami masih sharing dengan Pelindo II dan pengusaha batu bara terkait wacana pembangunan terminal terpadu ini. Manfaatnya banyak, salah satunya memudahkan pemerintah mengontrol penjualan batu bara dari Sumsel,"katanya usai sarasehan Distamber Sumsel, IPC II Palembang dan pengusaha batubara Sumsel di Palembang, Rabu (19/2/2014).
Saat ini terdapat 24 terminal khusus batu bara yang tersebar di berbagai lokasi. Dari puluhan terminal itu, pihaknya mencatat separuhnya tidak aktif.
Izro mengatakan penyebab tidak beroperasinya terminal itu karena terkendala regulasi pemerintah daerah dan faktor eksternal berupa penurunan harga batu bara yang membuat perusahaan setop produksi.
Dia mengatakan masalah utama dari pengangkutan komoditas itu memang terkendala jalur darat. Sehingga, jika ingin membangun terminal terpadu perlu diperhatikan pula akses jalan menuju terminal itu.
"Infrastruktur tidak ada, mereka (pengusaha tambang) pakai jalan umum tidak boleh karena melanggar perda. Belum lagi harga sedang turun,"katanya.
Izro melanjutkan keberadaan terminal terpadu dapat berdampak positif terhadap peningkatan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Kepala Seksi Penerimaan Distamber Sumsel Aries Syafrizal mengatakan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari batu bara memang masih rendah. Realisasi PNBP baru mencapai Rp600 miliar. Padahal potensinya bisa mencapai Rp1 triliun.