Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan industri kimia dasar pada 2014 diprediksi naik 8% dibandingkan dengan tahun lalu seiring dengan naiknya kebutuhan bahan kimia dari masing-masing sektor industri seperti industri plastik yang tahun ini permintaannya naik.
F. Tony Tanduk, Direktur Industri Kimia Dasar Kemengterian Perindustrian mengatakan kenaikan industri kimia dasar didorong permintaan industri plastik yang diperkirakan naik 8% dan semen naik hingga 10%.
“Kenaikan kebutuhan membuat permintaan bahan dasar kimia dasar seperti petrokimia meningkat,” papar Tony di Kemenperin, Rabu (19/2/2014).
Tony menerangkan industri pengguna bahan baku kimia untuk menghasilkan aneka industri diprediksi tumbuh signifikan sesuai dengan pertumbuhan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, potensi ketersedian bahan baku industri petrokimia dari kekayaan alam di Indonesia turut memacu pertumbuhan. Dia menyebut cadangan total minyak bumi mencapai 7.99b,49 MMSTB dan cadangan gas bumi mencapai 159,63 TSCF.
“Potensi pasar produki petrokimia cukup besar. Penduduk Indonesia sekitar 237 juta jiwa dengan tingkat konsumsi plastik per kapita masih 10 kg/ tahun dengan total konsumsi plastik sekitar 4 juta ton,” terangnya.
Dia menerangkan industri plastik nasional sebenarnya telah tumbuh rerata 7% per tahun. Namun, pertumbuhan ini tidak bisa mengejar pertumbuhan konsumsi yang mencapai 10% per tahun.
“Kebutuhan plastik dipengaruhi sangat dipengaruhi oleh tumbuhnya industri makanan dan minuman serta otomotif,” terangnya.
Menurutnya, pemerintah sebenarnya telah mendorong perkembangan industri plastik terutama bagian hilir. Struktur industri refinery dan naptha cracker diperkuat. Saat ini, ada lima klaster pengembangan industri petrokimia sebagai bahan baku plastik. Masing-masing klaster berada di Cilegon, Pulau Bintan, Tuban, Muara Enim dan Bintuni.