Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jalur Rel Utara Jawa Butuh Stasiun Barang

Kebutuhan stasiun barang di jalur lintas utara Jawa makin mendesak seiring rencana peresmian jalur ganda Maret 2014.
Pembangunan stasiun barang yang terpisah dengan stasiun penumpang belum masuk rencana direktorat jenderal Kereta Api. /bisnis.com
Pembangunan stasiun barang yang terpisah dengan stasiun penumpang belum masuk rencana direktorat jenderal Kereta Api. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kebutuhan stasiun barang di jalur lintas utara Jawa makin mendesak seiring rencana peresmian jalur ganda Maret 2014.

Managing Director Cikarang Dry Port Benny Woenardi mengatakan saat ini pengiriman barang dari lokasi tersebut ke Surabaya dan sebaliknya mencapi 1 trip perhari dan dilakukan oleh Sentra Logistik. Sekali berangkat kereta bisa membawa 40 TEUs kontainer.

Menurutnya, dengan adanya rel ganda maka pengiriman barang bisa lebih banyak lagi. Bahkan, Benny memperkirakan sekali perjalanan, kereta bisa menarik kontainer sampai dengan 60 TEUs.

"Sepanjang otoritas kereta api membuka kesempatan lebih banyak banyak untuk pengiriman barang, tentunya konsumen kami siap mengirimkan lebih banyak barang lagi. Bahkan bisa lebih dari 60 TEUs," ujarnya, Senin (11/2/2014).

Hanya saja, dia mengingatkan agar pengiriman barang menggunakan kereta barang bisa lebih maksimal setelah peresmian jalur ganda harus diperhatikan pula stasiun barang sebagai tempat transit kereta barang tersebut.

"Keberadaan stasiun barang yang terpisah dari stasiun penumpang  sangat vital demi menjaga kelancaran arus barang," jelasnya.

Direktur Operasional Lookman Djaja Kyatmaja Lookman juga membenarka tidak banyak stasiun yang menyokong atau letaknya berdekatan dengan sentra produksi.

Menurutnya, meski terdapat arus pengangkutan kereta yang bisa lebih lancar, namun tetap membutuhkan moda truk walau berjarak pendek.

“Sebagai contoh, truk [logistik] tujuan Jakarta-Surabaya lead time 3 hari. Kereta bisa menyamai [kecepatan] itu, tetapi lebih lamanya ketika barang harus berada di tangan pengguna jasa.  Kalau dari stasiun ke stasiun memang tidak diragukan 22 jam [Jakarta-Surabaya],” paparnya.

Bertolak dari kenyataan itu, dia mengingatkan agar harapan untuk memaksimalkan kereta sebagai penopang industri logistik, harus dibarengi kesiapan menyeluruh.  “Dibuka juga stasiun untuk [bongkar-muat] barang, sehingga waktu pengiriman tidak lama dan mahal, karena pilihan stasiun ada banyak.”

Pernyataan itu merujuk fakta pengangkutan barang seperti yang terjadi saat ini. Berdasar penuturannya, untuk pengangkutan barang melalui kereta dengan tujuan Karawang, misalnya barang  yang berasal dari arah Timur harus bongkar di Jakarta. “Karena di sana [Karawang] tidak ada stasiun barangnya.

Kepala Humas Ditjen Perkeretaapian Muhartono mengatakan sejauh ini pembangunan stasiun barang yang terpisah dengan stasiun penumpang belum masuk rencana direktorat jenderal tersebut. Sebagai solusi sementara, pihaknya membatasi jumlah wagon (gerbong) pengangkut yakni 40 unit saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper