Bisnis.com, JAKARTA- Banjir di jalur Pantai Utara Jawa yang berkepanjangan makin merugikan pengusaha angkutan umum serta logistik. Kerugian dipastikan lebih dari Rp50 miliar setiap harinya.
DPP Organda merilis berdasarkan pengalaman 2013, dampak kerugian banjir di Pantura diperkirakan mencapai Rp50 miliar setiap hari. Dasar perhitungannya, setiap hari di jalur tersebut dilitansi lebih dari 6.000 unit angkutan komersial baik penumpang maupun barang.
Lantaran banjir, menurut Ketua DPP Organda Eka Sari Lorena, terjadi pembengkakan biaya operasional dengan perhitungan tambahan biaya Rp2,5 juta perkendaraan per hari. Sebagai catatan, itu merupakan perhitungan sederhana bagi perusahaan dengan jumlah armada yang tidak banyak.
“Perhitungan itu dengan catatan banjir tahun lalu [2013] hanya 2 hari. Tapi sekarang, banjir berkepanjangan, kerugian jauh melebihi angka Rp50 miliar per hari secara keseluruhan,” ujar Eka Sari pada Selasa (4/2/2014).
Eka memaparkan jalur Semarang menuju Kendal, Jawa Tengah, dan Jakarta sejak Selasa dini hari tidak bisa dilalui karena dihadang banjir di daerah Mangkang. Praktis jalur tersebut lumpuh total mengingat luapan air cukup tinggi dan polisi tidak memperkenankan kendaraan melintas di titik tersebut.
Pengamat transportasi dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) Daniel Rosyid membenarkan sektor logistik terpukul cukup telak akibat banjir di wilayh Pantura. Banjir juga menurutnya berdampak langsung merusak insfrastruktur jalan.
“Spesifikasi banyak jalan memang tidak dimaksudkan untuk menampung air sehingga tidak mampu menahan beban-beban lingkungan yang esktrem ini. Karena itu ke depan, spesifikasi jalan juga harus ditingkatkan mutunya agar lebih awet jika terjadi hal-hal semacam ini,” ulasnya.
Daniel mengingatkan pemerintah agar menyusun suatu rencana penanggulangan secara terpadu karena di kemudian hari bencana banjir diperkirakan akan lebih sering terjadi karena adanya pemanasan global.