Bisnis.com, BANDUNG - Produksi budidaya ikan secara nasional pada tahun ini terancam terganggu akibat kejadian luar biasa (KLB) dengan matinya 700 ton ikan mas dan nilai di Waduk Cirata dan Saguling, Jabar.
Ketua Asosiasi Pembudidaya Ikan dan Nelayan Waduk Cirata (Aspindac) Sundaya mengatakan saat ini kontribusi produksi ikan Waduk Cirata terhadap produksi ikan nasional mencapai 56%.
"Makanya, kami berharap kepada pemerintah untuk memberikan solusi atas kerugian yang dialami para pembudidaya ikan di Cirata. Kalau di pertanian darat ada ganti rugi untuk puso, kenapa tidak untuk sektor perikanan mas di Waduk Cirata," katanya, kepada Bisnis, Senin (27/1/2014).
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bandung Barat, Adiyoto mengatakan, matinya ikan tidak hanya terjadi di Waduk Cirata, tapi juga Waduk Saguling.
Lebih lanjut dia mengatakan pihaknya terus melakukan pendataan kematian ikan di dua waduk tersebut. Berdasarkan pendataan sementara sampai 23 Januari lalu, di waduk Cirata dengan jumlah jaring milik warga Bandung Barat sebanyak 21.000 petak jaring ikan kematian sudah mencapai 100 ton.
Jika digabungkan dengan dua Kabupaten lain, jumlah kematian akan berlipat ganda. Sementara, di waduk Saguling, dengan jumlah 7.262 petak jaring, kematian mecapai 50 ton ikan.
"Mungkin kerugian sekitar Rp3 miliar. Waduk Cirata kerugiannya Rp2 miliar dan waduk saguling Rp1 miliar, itu jika diukur dengan harga ikan sekarang Rp20.000," ungkapnya.