Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumur Tua Jadi Alasan Pemerintah Turunkan Target Produksi Minyak

Pemerintah berencana mengubah target produksi terjual atau lifting minyak bumi dalam anggaran pendapatan dan belanja perubahan (APBNP) 2014 menjadi sekitar 820.000 barel per hari.
 Pemerintah ingin menurunkan target produksi minyak.
Pemerintah ingin menurunkan target produksi minyak.

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah berencana mengubah target produksi terjual atau lifting minyak bumi dalam anggaran pendapatan dan belanja perubahan (APBNP) 2014 menjadi sekitar 820.000 barel per hari.

Susilo Siswoutomo, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan kondisi sumur minyak bumi yang sudah tua mengakibatkan produksi dalam negeri terus menurun. Untuk itu, pihaknya akan mengajukan revisi lifting minyak bumi dalam pembahasan APBNP 2014 mendatang.

“Mau dipaksa dengan cara apa pun, produksi minyak bumi kurang lebih akan sekitar itu [820.000 barel per hari]. Karena sumurnya sudah tua, jadi memang sulit,” katanya di Jakarta, Jumat (24/1/2014).

Susilo menuturkan pemerintah bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah berupaya meningkatkan produksi tahun ini. Akan tetapi, upaya tersebut membutuhkan tambahan biaya yang cukup mahal, sehingga Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) harus menyiapkan investasi lebih banyak.

Menurutnya, produksi dari Lapangan Banyuurip di Blok Cepu yang diperkirakan mencapai 165.000 barel per hari pada November 2014 tidak dapat mendongkrak produksi rata-rata tahunan.

APBN 2014 telah menetapkan target lifting 870.000 barel per hari dengan asumsi tidak ada kemunduran sejumlah proyek dan minyak dari Lapangan Banyuurip mengalir pada Mei 2014. Akan tetapi, program kerja dan anggaran atau work program and budget (WP&B) 2014 yang disetujui SKK Migas hanya menargetkan produksi 804.000 barel minyak per hari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lili Sunardi
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper