Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Benih Hortikultura dapat Dukungan BPKM

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendukung sektor swasta yang hendak berinvestasi di sektor hulu hortikultura atau perbenihan sayur dan buah di Tanah Air.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendukung sektor swasta yang hendak berinvestasi di sektor hulu hortikultura atau perbenihan sayur dan buah di Tanah Air.

Deputi Kerjasama Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Ahmad Kurniadi, mengatakan BKPM mendukung investasi di sektor hulu atau industri perbenihan hortikultura di Indonesia.

Menurut Ahmad Kurniadi pengembangan sektor ini akan membantu produksi petani, menyerap banyak tenaga kerja, serta yang lebih penting akan terjadi transfer teknologi.

"Sudah sepatutnya sektor hulu mendapat perhatian, fasilitas dan insentif dari Pemerintah," ujar Ahmad Kurniadi saat dihubungi, Selasa (14/1/2014).

Senada dengan Ahmad Kurniadi, Ketua Komite Tetap Pengembangan Pasar Pertanian Karen Tambayong mengatakan sektor hulu hortikultura adalah industri yang berbasis teknologi tinggi.

Berbeda dengan bidang usaha hortikultura lain seperti budidaya hortikultura, industri pengolahan hortikultura, pengusahaan wisata agro hortikultura, dan usaha jasa hortikultura lainnya, industri perbenihan hortikultura sangat mengandalkan pada teknologi pemuliaan tanaman, akses terhadap sumber plasma nutfah dan kreativitas tenaga kerja di bagian riset dan pengembangan.

Sebagai contoh untuk menemukan sebuah varietas unggul tanaman hortikultura seperti cabe dan tomat yang tahan terhadap serangan virus diperlukan waktu lebih dari 4 tahun terutama terkait dengan persilangan tanaman. Biasanya bisa mencapai tujuh kali proses persilangan terhadap 100 jenis tanaman hidup.

Melalui teknologi tinggi di bidang pemuliaan tanaman seperti penggunaan teknologi DNA Marker proses yang sangat lama tersebut dapat dipersingkat.

Tentu saja penerapan teknologi ini membutuhkan investasi yang tidak sedikit, akses terhadap sumber daya plasma nutfah dan juga kemampuan dari sumber daya manusia.

"Indonesia sangat membutuhkan teknologi dan akses terhadap sumber plasma nutfah tersebut jika ingin produk hortikultura-nya bersaing dengan produk-produk hortikultura dari negara lain," tutur Karen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper