Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mengklaim penguatan indeks harga saham gabungan dan nilai tukar rupiah hari ini antara lain akibat andil kebijakan ekspor mineral.
Menteri Keuangan M.Chatib Basri mengatakan potensi penyusutan (potential loss) ekspor mungkin di bawah perkiraan sebelumnya sebesar US$5 miliar karena pemerintah merelaksasi larangan ekspor.
Dengan demikian, dampak terhadap neraca perdagangan tidak sebesar yang diperkirakan sebelumnya. “Itu sebabnya dugaan saya, market naiknya luar biasa hari ini karena respons melihat bahwa trade balance-nya tidak akan kena terlalu signifikan,” katanya, Senin (13/1/2014).
Meskipun demikian, Chatib tidak memungkiri jika kebijakan pelonggaran larangan ekspor hanyalah sebagian dari faktor pemicu penguatan lainnya, seperti proyeksi penyempitan defisit transaksi berjalan kuartal IV/2013.
Seperti diketahui, IHSG hari ini ditutup menguat 3,19% ke level 4.390,77. Rebound IHSG awal pekan ini dipimpin oleh sektor properti yang naik 6,98%, disusul keuangan 5,45%, industri dasar 4,11%, industri lainnya 3,24%, manufaktur 3,08%, produk konsumen 2,39%, infrastruktur 1,93%.
Adapun sektor pertambangan hanya menguat 1,06% dan perdagangan 0,77%. Hanya satu sektor yang tenggelam di zona merah, yakni sektor perkebunan yang turun 0,01%.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia dipatok Rp12.047 per dolar AS atau menguat 1,23% dari akhir pekan lalu. Adapun menurut Bloomberg Dollar Index, rupiah menguat 0,92% menjadi Rp12.050 per dolar AS.