Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga rumah di Singapura mengalami penurunan 0,8% pada kuartal IV 2013.
Berdasarkan data yang dikeluarkan Urban Redevelopment Authority, penurunan tersebut merupakan yang pertama kali terjadi dalam dua tahun terakhir sebagai dampak dari pengetatan kredit yang ditujukan untuk meredam kenaikan harga di pasar perumahan Singapura.
Setelah naik 0,4% pada kuartal III 2013, indeks harga properti residensial di negara pulau tersebut turun 0,8% menjadi 214,5 poin pada tiga bulan terakhir.
“Penurunan indeks adalah yang pertama sejak kuartal pertama 2012,” sebagaimana dilansir dari Bloomberg, Kamis (2/1/2014).
Sementara itu, kenaikan harga pada 2013 yang mencapai 1,2% merupakan yang terendah sejak 2008. Peningkatan tersebut lebih rendah dibanding kenaikan harga 2012 yang tercatat 2,8%.
Sebelumnya, pemerintah Singapura berupaya menjaga spekulasi di pasar properti ketika harga rumah lokal dengan suku bunga rendah menimbulkan kekhawatiran terjadinya penggelembungan (bubble).
Pada Juni, pemerintah setempat meluncurkan aturan baru yang mengatur bagaimana lembaga keuangan memberikan kredit properti kepada individu, pajak baru dan uang muka yang lebih tinggi.
National Director Residential Project Sales Jones Lang LaSalle Singapura, David Neubronner mengatakan kebijakan pemerintah Singapura berjalan efektif memangkas pembiayaan penjualan rumah
“Pemerintah telah mencapai apa yang ditetapkannya,” katanya.
Dia memperkirakan harga properti di Singapura dapat kembali turun 10% pada tahun ini.