Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia bersama lembaga pembiayaan infrastruktur Asean Infrastructure Fund (AIF) menyepakati pinjaman sebesar US$25 juta guna perluasan jaringan transmisi listrik 500 kilovolt (KV) dari Jawa ke Bali.
Dirjen Pengelolaan Utang Kemenkeu Robert Pakpahan mengatakan proyek perluasan transmisi tersebut direncanakan selesai Maret 2019 guna memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Bali.
"Nantinya dalam transmisi listrik ini akan dibangun menara di dua titik antara Jawa dan Bali. Proyek ini sebenarnya sudah lama direncanakan lama dan kebutuhan listri di Bali sudah cukup mendesak, ," tuturnya, Senin (30/12).
Dia menjelaskan nilai pembangunan jaringan transmisi ini mencapai US$410 juta, dengan rincian pembiayaan berasal dari Asian Development Bank (ADB) sebesar US$ 224 juta, AIF US$25 juta dan pemerintah melalui PT PLN sebesar US$151 juta dolar.
Dalam penandatanganan perjanjian tersebut juga dihadiri oleh Direktur Wilayah ADB Adrian Ruthenberg dan Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji. Adapun, proyek ini menjadi proyek pertama yang didanai AIF.
Seperti diketahui, AIF merupakan lembaga pembiayaan infrastruktur yang dibentuk oleh sejak 2011 yang lalu. Anggota AIF tersebut a.l Brunei Darussalam, Kamboja, Thailand, Vietnam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Laos, dan ADB.
AIF berencana mendanai proyek infrastruktur hingga US$300 juta setiap tahun, seperti proyek pengembangan jalan raya, jalur kereta api, jaringan listrik, saluran air, serta sarana dan prasarana penting lainnya di kawasan Asia Tenggara.
Sebelum memberikan pinjaman, AIF terlebih dahulu melakukan seleksi terhadap proyek infrastruktur yang diajukan. Proyek yang didanai AIF harus memiliki dampak positif terhadap masyarakat terutama terkait pengurangan kemiskinan, serta imbal balik ekonomis yang layak.