Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah ekonom sepakat inflasi 2013 diprediksi bakal berada di bawah level 8,5% atau sejalan dengan prediksi inflasi pemerintah tahun ini sebesar 8,4%.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia Lana Sulistyaningsih mengatakan pengaruh Hari Raya Natal dan depresiasi rupiah menyebabkan tekanan inflasi dari bahan makanan terutama bahan baku impor makanan cukup besar.
Kendati demikian, lanjutnya, tekanan inflasi Desember dari bahan makanan tergolong lebih rendah dibandingkan dengan tekanan inflasi November dari bahan makanan. Dengan demikian, lanjutnya, pemerintah sedikit berhasil mengendalikan inflasi dari faktor makanan.
“Beruntung, barang-barang sandang masih mengalami deflasi akibat harga emas yang masih mencatatkan koreksi. Dengan demikian, kami memperkirakan inflasi per Desember 2013 sebesar 0,31%, atau 8,31% secara year-on-year,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan berlakunya kenaikan tarif tol pada awal Desember ini membuat inflasi dari sektor transportasi cukup meningkat signfikan. Alhasil, faktor makanan dan transportasi menjadi penyumbang terbesar inflasi.
Sementara itu, Kepala Ekonomi PT Bank Mandiri Tbk. Destry Damayanti memprediksi inflasi per Desember 2013 mencapai 0,6%, atau 8,5% secara tahunan (year on year/yoy). Inflasi itu tercermin dari kenaikan beberapa harga barang akibat depresiasi rupiah.
“Depresiasi rupiah mendorong kenaikan harga barang terutama barang-barang prepared food. Selain itu, momen Hari Raya juga mendorong kenaikan harga di sektor jasa terutama dari transportasi,” katanya saat dihubungi hari ini, Minggu (29/12/2013).