Bisnis.com, MANADO - Penjualan properti di Sulawesi Utara pada tahun depan diprediksikan lesu akibat pengetatan kredit (loan to value/LTV).
Bahkan, kebijakan pengetatan kredit itu telah menyebabkan penjualan properti bergerak stagnan sejak November kemarin.
Ketua DPD REI Sulut William Tanos mengatakan selain kebijakan LTV, faktor lain yang ikut menyebabkan melambatnya pertumbuhan penjualan properti pada tahun depan yaitu kenaikan BI rate dan perhelatan politik pada tahun depan.
"Jadi, pada 2014 properti akan lesu. Hal itu sudah terasa sejak 2 bulan ini. Permintaan masih besar, tetapi masyarakat memutuskan untuk menunda kepemilikan hunian," ujarnya di Manado, Kamis (19/12/2013).
William menuturkan untuk mengantisipasi kelesuan penjuaalan, pihaknya telah bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyediakan hunian pagi pegawai negeri sipil.
REI Sulut pada tahun ini telah masuk di 15 kabupaten/kota termasuk di antaranya beberapa kabupaten baru hasil pemekaran.
Selain itu, REI Sulut juga mendorong perbankan untuk berani menyasar pasar informal di luar PNS yang sampai saat ini belum tergarap optimal.
Pasar sektor informal diyakini memiliki kemampuan daya beli yang baik, tetapi belum mendapat dukungan pinjaman dari perbankan, karena minimnya manajemen keuangan.
“Kami mencoba untuk mengubah cara pandang. Sektor informal juga punya penghasilan yang baik sehingga mereka layak untuk memiliki hunian yang baik,” ujarnya.