Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan migas asal Belanda, Royal Dutch Shell Plc, berkomitmen meningkatkan investasinya di Indonesia hingga US$25 miliar (sekitar Rp 270 triliun).
Dari komitemen investasi sebesar itu, yang sudah disepakati adalah US$5 miliar untuk blok migas di Masella, Maluku.
Rencana investasi perusahaan Belanda itu disampaikan CEO Royal Dutch Shell Plc Peter Voser dan CEO Designate Royal Dutch Shell Plc Ben Van Beurden saat bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Gedung R. Soebijanto, Gedung Akademi Angkatan Laut (AAL) Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (7/12/2013) siang.
Dalam kesempatan itu, Peter Voser berpamitan kepada Presiden SBY karena posisinya akan digantikan oleh CEO Shell yang baru Ben Van Beurden.
“Shell memandang bahwa Indonesia memiliki stabilitas politik, memiliki potensi yang luar biasa. Oleh karenanya mengapa Shell hari ini datang ke Presiden dan menginginkan bahwa kerja sama dapat ditingkatkan di kemudian hari,” kata Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah seusai mendampingi Presiden SBY menerima kedua petinggi Shell itu, sebagaimana dimuat laman Sekretariat Kabinet, Minggu (8/12/2013)
Firmanzah, didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Jero Wacik, mengatakan bahwa CEO Shell melihat industri migas merupakan industri yang strategis dan melihat ekonomi dunia akan membaik di 2014.
“Shell juga memandang bahwa Indonesia memiliki stabilitas politik, memiliki potensi yang luar biasa. Oleh karenanya, Shell hari ini datang ke Presiden dan menginginkan bahwa kerja sama dapat ditingkatkan di kemudian hari,” paparnya.
Menteri ESDM Jero Wacik membenarkan Shell akan meningkatkan investasi di Indonesia. Yang sudah disepakati, katanya, US$5 miliar untuk blok Masella.
“[Investasi] Itu akan berkembang lagi, diperkirakan Shell akan investasi sampai US$25 miliar. Mereka confidence untuk meneruskan investasi di Indonesia,” paparnya.
Menurut Menteri ESDM, Shell mempunyai teknologi yang dibutuhkan Indonesia yaitu mengubah mesin kapal laut yang tadinya bermesin diesel dikonversi menjadi gas. Hal ini, katanya, bisa diadopsi teknologinya.
“Bayangkan kita punya ribuan kapal besar, kecil dan sedang itu diubah teknologinya dari diesel menjadi gas. Itu akan dahsyat sekali efeknya,” papar Menteri ESDM.
Jero juga menyebutkan bahwa CEO Shell yang baru mengatakan akan dibentuk tim untuk membantu Indonesia mengambil teknologi yang mereka punya, sehingga nanti kapal-kapal diesel Indonesia tetap bertahan tapi masif untuk diubah menjadi gas.