Bisnis.com, NUSA DUA – Pemerintah Indonesia dan Norwegia bertekad meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi melalui Indonesia-European Free Trade Associatian Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia-EFTA CEPA/IE-CEPA), serta isu-isu perdagangan lainnya.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi dan Sekretaris Negara untuk Kementerian Luar Negeri Norwegia Morten Høglund telah melakukan pertemuan bilateral untuk membahas rencana tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, Morten menyampaikan dukungannya terhadap upaya-upaya dari kedua pihak untuk segera mencapai kesepakatan dalam perundingan IE-CEPA.
Bayu menuturkan putaran perundingan ke-9 rencananya akan diselenggarakan pada Mei 2014 di Indonesia serta harus win-win solution.
“Indonesia harus mendapatkan keuntungan yang lebih dari perjanjian IE-CEPA, mengingat negara-negara anggota EFTA memiliki kekuatan dan kelebihan sebagai pemasok kelas dunia,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (4/12/2013).
Norwegia sebagai salah satu negara penghasil produk-produk perikanan dan pengelola energi dunia diharapkan dapat lebih mendorong dan meningkatkan kerja sama, baik investasi maupun peningkatan kapasitas industri di Indonesia.
Pada tahun lalu, Norwegia menempati posisi sebagai pasar tujuan ekspor terbesar ke-68 dan negara asal impor terbesar ke-47 bagi Indonesia.
Pada periode Januari-Oktober 2013, total perdagangan di antara kedua negara sebesar US$247,8 juta atau menurun sebesar 11,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai US$278,7 juta.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Norwegia meliputi pupuk, besi dan baja, kayu dan produk kayu, furnitur, dan pakaian.
Sementara itu, Indonesia mengimpor beberapa komoditas dari Norwegia, seperti pupuk, mesin industri, besi dan baja, bubur kayu dan kayu, dan kendaraan di luar rel kereta dan rel tram.