Bisnis.com, PEKANBARU — Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Riau pada 2013 tercatat sebanyak 581.520 rumah tangga, naik 7,48% dari jumlah 541.050 rumah tangga pada 2003.
Hal itu terungkap dalam hasil sensus pertanian 2013 (angka tetap) yang dipaparkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Mawardi Arsyad, pada Senin (2/12/2013).
“Itu artinya, terjadi rata-rata peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian sebesar 0,8% per tahun,” ujarnya, Senin (2/12/2013).
Sensus pertanian dilakukan setiap 10 tahun sekali. Tahun ini merupakan kali keenam sensus ini diadakan sejak sensus pertama yang dilakukan pada 1963.
Dari jumlah 581.520 rumah tangga itu, terbanyak ada di subsektor perkebunan (517.170 rumah tangga), peternakan (124.590 rumah tangga), dan tanaman pangan (109.380 rumah tangga). Sedangkan, paling sedikit ada di subsektor kehutanan (12.260 rumah tangga).
Mawardi mengatakan banyaknya rumah tangga di subsektor perkebunan adalah karena terjadi eksodus dari subsektor lain-lain ke sektor ini, ditambah pendatang yang migrasi ke Riau.
“Tapi kalau di Kuansing [Kabupaten Kuantan Singingi], banyak petani yang justru pindah ke sektor pertambangan dan kemudian menjalankan PETI [pertambangan tanpa izin],” jelasnya.
Sementara itu, jumlah rumah tangga petani gurem tercatat sebanyak 68.570 rumah tangga, atau turun 45,33% dari 2003 yang sebanyak 125.420 rumah tangga. Petani gurem merupakan merupakan pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektare (ha).
Mawardi mengatakan turunnya jumlah rumah tangga petani gurem disebabkan banyaknya dibuka lahan-lahan baru, termasuk perambahan.
Adapun dalam suatu rumah tangga usaha pertanian, bisa ada lebih dari satu orang yang berusaha di bidang pertanian.
Oleh sebab itu, untuk jumlah petani yang bekerja di sektor pertanian di Riau, tercatat sebanyak 684.570 orang; terbanyak ada di subsektor perkebunan 573.050 orang dan terkecil di kehutanan 12.750 orang.
“Petani utama di Riau paling banyak di kelompok umur 35—44 tahun atau 32,66%,” ujar Mawardi.
Masih berdasarkan hasil sensus pertanian, rata-rata luas lahan yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian seluas 2,64 ha, naik 130,39% dari 2003 yang hanya 1,15 ha. Jumlah perusahaan pertanian naik 45,76% dari 177 unit jadi 258 unit.
Hasil sensus juga menyebutkan jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 sebanyak 207.930 ekor, terdiri dari 175.430 ekor sapi potong, 266 ekor sapi perah, dan 32.240 ekor kerbau.