Bisnis.com, JAKARTA - Pasokan udang vaname untuk pasar dalam negeri menyusut 25% lantaran tingginya minat ekspor dan penurunan daya beli lokal seiring melonjaknya harga udang.
Direktur Pemasaran Dalam Negeri Kementerian Kelautan dan Perikanan Sadullah Muhdi mengatakan udang vaname merupakan komoditas budidaya perikanan yang berorientasi pasar ekspor.
Namun, tingginya harga udang di pasar global, penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat, dan penurunan pasokan glonal sekitar 300.000 ton akibat wabah early mortality syndrome (EMS) di beberapa negara produsen membuat eksportir udang Indonesia cenderung menggenjot eksportasi.
"Di pasar dalam negeri ada penurunan pasokan 25% karena dialihkan ke ekspor," kata Sadullah, Senin (2/11/2013).
Berdasarkan data KKP, produksi udang vaname pada 2012 mencapai 251.763 ton. Dari total produksi tersebut sebanyak 162.068 ton atau 64% diekspor senilai US$1,39 miliar. Pada Januari-Juni 2013, ekspor udang Indonesia mencapai 81.906 ton dengan nilai US$723,6 juta.
Ketua Shrimp Club Indonesia Iwan Susanto mengatakan harga udang di pasar lokal merujuk pada harga udang di pasar global, bahkan harga udang di dalam negeri lebih tinggi Rp5.000-Rp10.000/Kg.
Turunnya pasokan udang global, kata Iwan, mendongkrak harga udang dari Rp50.000/Kg menjadi Rp100.000-150.000/Kg. Namun, daya beli masyarakat tidak mampu mengikuti kenaikan harga udang tersebut.
"Serapan dalam negeri mungkin turun 50%. Misalnya dari penjualan 3 ton/hari menjadi hanya 1 ton," ujar Iwan.