Bisnis.com, JAKARTA—Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperkirakan Indonesia menghadapi situasi perekonomian yang sulit pada tahun depan.
SBY mengatakan kombinasi antara kinerja ekspor yang masih lemah dan potensi penghentian stimulus moneter Bank Sentral AS akan menimbulkan tekanan hebat pada perekonomian Indonesia.
Tekanan tersebut, jelasnya, terutama terasa melalui nilai tukar rupiah yang saat ini terus melemah menuju titik keseimbangan baru.
“Kesimpulannya, situasi ekonomi kita, ekonomi Indonesia tahun ini dan tahun depan tidak mudah. Saya lebih baik bicara itu dari pada angin surga,” kata Presiden di Forum CEO Kompas, Rabu (27/11/2013).
Namun, Presiden menekankan pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi untuk menghindari dampak terburuk dari tekanan ekonomi global terhadap perekonomian Tanah Air.
Pemerintah telah dan akan terus berupaya menjaga daya beli masyarakat untuk mempertahankan konsumsi domestik sebagai penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kepala Negara juga meyakinkan para pelaku usaha bahwa pemerintah memiliki contigency plan untuk menghadapi potensi krisis perekonomian.
Dia mengajak pelaku usaha juga mempersiapkan rencana serupa agar perekonomian Indonesia bisa tetap bertahan menghadapi situasi ekonomi yang terburuk.