Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan krisis perekonomian hanya bisa dihindari melalui tindakan nyata, bukan retorika.
SBY mengatakan, setelah krisis 1998, Indonesia praktis bisa meminimalisasi dampak berbagai gejolak perekonomian dunia terhadap perekonomian domestik.
Indonesia mampu melalui gejolak perekonomian global pada 2005, 2008, 2009 dan 2013 dengan baik, khususnya dibandingkan dengan negara lain di dunia.
Dia memperkirakan krisis 1998 memberikan Indonesia pengalaman berharga untuk selalu siap dengan perangkat manajemen krisis dalam menghadapi tiap potensi tekanan ekonomi.
“Kalau terkana krisis maka diperlukan manajamen krisis, kita bisa meminimalkan dampak krisis,” kata Presiden kepada para CEO dalam Forum CEO Kompas, Rabu (27/11/2013).
Kepala Negara mengharapkan para ekonom, politisi dan pejabat pemerintah mampu mempersiapkan perangkat manajemen krisis serupa untuk menghadapi potensi dampak negatif kebijakan tapering off Bank Sentral AS.
Dia mengingatkan krisis perekonomian hanya bisa dilalui dengan kebijakan yang rasional berdasarkan strategi yang komperhensif.
“Saya harap isu ekonomi terkini bisa didiskusikan dengan baik, jangan banyak retorika, karena itu tidak bisa mengubah ekonomi kita,” kata SBY.