Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan & Harga Batu Bara Bakal Meningkat Jelang Akhir Tahun

Musim dingin yang tengah mulai di sejumlah negara pengimpor batu bara dari Indonesia akan meningkatkan permintaan batu bara pada akhir tahun ini diiringi dengan kenaikan harga batu bara.

Bisnis.com, JAKARTA–Musim dingin yang tengah mulai di sejumlah negara pengimpor batu bara dari Indonesia akan meningkatkan permintaan batu bara pada akhir tahun ini diiringi dengan kenaikan harga batu bara.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan hingga Oktober 2013 produksi batu bara dari perusahaan pemilik Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) dan Badan Usaha Milik Negara sebanyak 329 juta ton.

Dari jumlah tersebut, produksi batu bara telah meningkat 55,9% sejak Juli tahun ini. Pemerintah menargetkan produksi batu bara tahun ini sebanyak 391 juta ton.

Ekspor bahan energi murah tersebut tercatat 281 juta ton, sedangkan sisanya sebanyak 48 juta ton terserap dalam negeri.

Negara-negara pembeli batu bara dari Indonesia terbesar seperti China, Jepang, dan Korea Selatan akan mulai menimbun batu bara dua bulan ini.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Supriatna Suhala mengatakan pada akhir tahun  permintaan batu bara dari negara-negara tersebut cenderung meningkat.

“Di samping itu, pedagang batu bara memilih menyimpan terlebih dahulu agar harga sedikit naik karena permintaan tinggi,” ujarnya, akhir pekan ini.

Data Kementerian ESDM mencatat ekspor batu bara untuk semua jenis batu bara ke China merupakan tertinggi. Dari data tersebut hingga saat ini pasokan batu bara pemilik PKP2B dan BUMN ke Negeri Tirai Bambu sebanyak 22 4 juta ton. Tahun lalu, China membeli batu bara dari Indonesia hingga 54, 9 juta ton.

Negara yang mengalami musim dingin lain adalah Jepang dan Korea Selatan. Hingga saat ini, Jepang mengimpor batu bara dari Indonesia sebanyak 10,6 juta ton. Di samping itu, Korea Selatan membeli batu bara sebanyak 5,6 juta ton.

Sebelumnya, seperti yang dilansir dari Bloomberg, Jepang berencana untuk mengurangi emisi karbon pada 2015.

Negeri Sakura itu akan mematikan pembangkit listrik tenaga nuklir karena pencemaran yang dihasilkan dari pembangkit tersebut telah terbukti pada bencana gempa bumi yang melanda Jepang pada 2011 lalu.

Nuklir selama ini menjadi bahan bakar yang lebih murah daripada batu bara.

Meski berkomitmen mengurangi emisi karbon, Jepang masih mencari batu bara kualitas high rank coal karena kemampuan daya beli listrik masyarakat mereka tinggi.

Supriatna mengatakan meski ada sumber energi yang lebih ramah lingkungan seperti gas, tetapi batu bara merupakan pilihan sumber daya yang lebih murah.  (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Inda Marlina
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper