Bisnis.com, JAKARTA - Pangsa pasar produk elektronik lemari es PT Sharp Electronics Indonesia tahun ini mengalami peningkatan hingga 2,2% yakni menjadi 34,7% dibandingkan 2012.
Andrew Gultom, Product Manager Refrigerator Sharp Electronics Indonesia, mengatakan pangsa pasar produk lemari es Sharp tahun lalu menguasai 32,5% dari seluruh konsumen di Indonesia. Peningkatan tersebut seiring dengan penambahan kapasitas produksi di pabrik barunya di Karawang International Industrial City (KIIC), Jawa Barat.
"Kami optimis bisa meingkatkan market share, terlebih kami menawarkan beragam tipe dan model unggulan dengan teknologi dan fitur yang hanya dimiliki Sharp," katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Jumat (22/11/2013).
Dia menjelaskan beberapa produk lemari es unggulan yang banyak mendorong pertumbuhan pangsa pasar di antaranya adalah Vetro and Papillion Series, New Samurai, Lemon Series, Crystal Series, dan Batique Series.
Pada September 2013, pabrik Sharp di Karawang telah mulai beroperasi dan memproduksi 360.000 unit produk, di antaranya dengan kapasitas 220.000 unit lemari es dan 140.000 unit mesin cuci per bulan. Pabrik di Karawang merupakan perluasan dari pabrik sebelumnya di Pulogadung untuk memenuhi kebutuhan pasar terutama family market.
Melalui investasi Rp1,2 triliun untuk pembangunan pabrik seluas 31 hektare itu, Sharp memperkirakan permintaan produk lemari es dan mesin cucinya ini bisa tumbuh 15%-20% setiap tahunnya.
Fumihiro Irie, Presiden Direktur Sharp Electronics Indonesia, mengatakan Sharp tahun ini kembali meraih penghargaan The 15th Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) untuk produk lemari es.
"Penghargaan ini kami raih sejak 2012. Kami akan terus berinovasi menghasilkan produk-produk sesuai dengan kebutuhan konsumen agar bisa meraih ICSA pada 2014 nanti," katanya.
ICSA merupakan penghargaan tahunan bagi merek-merek yang paling memuaskan konsumen. Pemenang ICSA diukur melalui survei Indonesia Customer Satisfaction Index pada 2012 yang dilakukan di 6 kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan Makasar.
Metode survei dilakukan terhadap 100 kategori produk dengan melibatkan 7.500 responden selama periode Agustus - September 2012.
Adapun 4 parameter yang dinilai yakni tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas produk dan layanan, kepuasan terhadap harga, keyakinan konsumen terhadap produk yang dipilih, harapan konsumen terhadap suatu merek.
