Bisnis.com, BANDUNG—Kemitraan petani tembakau rakyat di Jawa Barat dengan pabrik rokok belum berjalan baik ditengarai persoalan harga tembakau yang dinilai petani masih terlalu murah.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Sumedang Ujang Rohmah mengemukakan petani tembakau Jabar, khususnya di daerahnya lebih memilih menjual hasil panennya ke industri tembakau mole karena harga jual yang ditawarkan kepada petani masih tinggi.
“Ini sebabnya petani masih berorientasi terhadap industri tembakau mole, dibandingkan dengan pabrik rokok,” katanya kepada Bisnis, Kamis (21/11/2013).
Dia menjelaskan, pengusaha industri tembakau mole membeli tembakau dari petani dengan harga Rp50.000 per kg, sedangkan pabrikan rokok hanya mampu membeli sebesar Rp35.000 per kg.
Menurutnya, hal tersebut yang mengakibatkan kemitraan yang terjalin antara petani tembakau dengan pabrikan rokok tidak terjalin dengan baik.
Ujang menyebutkan dari total produksi tembakau petani di Jabar yang mencapai 8.000 per tahun, hanya 30% saja yang terserap pabrikan rokok.
"Permintaan pabrik rokok juga lebih selektif, sehingga minat petani pun masih kurang untuk menjual hasil pertaniannya ke mereka [pabrik rokok]," katanya.
Kemitraan yang belum terjalin baik ini juga diakui oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Jabar. (k32/ija)