Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia menargetkan hasil berupa Paket Bali pada penyelenggaraan Konferensi Tingkat Menteri ke-9 World Trade Organization untuk memecahkan kebuntuan Putaran Doha yang terhenti sejak 2001.
Sebanyak 159 anggota dari World Trade Organization (WTO) telah memasuki hari-hari terakhir negosiasi di Jenewa sebelum berangkat ke Bali untuk berpartisipasi dalam Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-9 yang dijadwalkan untuk dilaksanakan pada 3-6 Desember 2013.
Berbeda dari pertemuan-pertemuan tingkat menteri sebelumnya , yang terakhir dilaksanakan di Jenewa pada Desember 2013, KTM9 di Bali bertujuan untuk menjadi batu loncatan untuk mencapai penyelesaian dari Agenda Pembangunan Doha (DDA) yang telah lama dinantikan.
Dilaporkan dari Jenewa bahwa dengan makin dekatnya penyelenggaran KTM9, anggota -anggota WTO mempercepat proses negosiasi yang dipimpin oleh Direktur Jenderal yang baru, Roberto Azevedo, dalam upayanya untuk mencapai kesepakatan yang akan berfokus pada fasilitasi perdagangan, beberapa elemen negosiasi agrikultur, dan isu-isu pengembangan khususnya yang menyangkut anggota-anggota WTO dari Negara Kurang Berkembang.
Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, mengatakan pertemuan Tingkat Menteri di Bali seharusnya menjadi pemecah kebuntuan negosiasi DDA yang telah berlangsung 12 tahun lamanya.
Dari perspektif, menurutnya, Indonesia tidak boleh kehilangan momentum di Bali untuk mendapatkan kembali kepercayaan atas sistem perdagangan multilateral dan atas WTO sebagai forum yang krusial untuk negosiasi dan melindungi sistem.
"Jika kita gagal, kita akan menyaksikan kenaikan minat pada skema prefensial regional dan bilateral yang akan menguntungkan sebagian dengan mengorbankan yang lainnya,” katanya seperti dikutip situs Sekretariat Kabinet, Senin (18/11/2013).
Dia menegaskan telah ada kemajuan yang signifikan di Jenewa dengan para negosiator yang mencoba untuk menjembatani kesenjangan-kesenjangan dalam berbagai isu.