Bisnis.com, PADANG--Pemerintah Provinsi Sumatra Barat memprioritaskan pengembangan perkebunan kopi jenis arabica untuk ekspor. Lahan dan topografi Sumbar yang berbukit-bukit dinilai menjadi poin lebih untuk pengembangan komoditas itu.
Kepala Dinas Perkebunan Sumbar Fajaruddin mengatakan selain CPO, karet, dan kakao, kopi adalah komoditi andalan Sumbar untuk ekspor.
"Saat ini perkebunan kopi milik rakyat yang kita kembangkan baru sekitar 8.000 hektar. Hasilnya amat memuaskan, karena kondisi alam Sumbar ternyata cocok untuk pengembangan kopi," katanya kepada Bisnis, Minggu (17/11/2013).
Namun, keterbatasan produksi akibat areal lahan kopi arabica yang masih skala kecil, menyebabkan produksi tahunan hanya sekitar 14.500 ton per tahun. "Padahal permintaan kopi untuk ekspor cukup besar, Sumbar belum bisa penuhi," ujarnya.
Karena itu, dia berencana tahun depan menggalakkan masyarakat untuk membuka lahan-lahan kopi baru., terutama di daerah perbukitan seperti Kabupaten Solok, Tanah Datar, dan Pasaman.
Pemerintah katanya sudah melakukan identifikasi geografis, dan memperkirakan pengembangan kopi di Sumbar masih bisa bertambah 10.000 hektare lagi.
"Lahan-lahan milik masyarakat masih banyak yang belum digarap, dinas akan dorong untuk dikembangkan, karena harganya juga menguntungkan petani," katanya.
Sebagai stimulus, Fajaruddin mengatakan lembaganya menyediakan 50.000 batang bibit kopi arabica untuk dibagikan kepada masyarakat secara gratis. Sementara untuk pembinaan dan pendampingan dilakukan melalui kelompok-kelompok tani.