Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sawit Berfluktuasi Akibat Spekulasi Ekspor Malaysia Turun

Minyak sawit berfluktuasi akibat spekulasi bahwa penurunan ekspor dari Malaysia, produsen terbesar kedua di dunia, dapat meningkatkan persediaan bahkan sebagai output mulai berkurang.

Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Minyak sawit berfluktuasi akibat spekulasi bahwa penurunan ekspor dari Malaysia, produsen terbesar kedua di dunia, dapat meningkatkan persediaan bahkan sebagai output mulai berkurang.

Kontrak untuk pengiriman Januari melemah dan memperoleh untung setidaknya 0,3% di Bursa Malaysia Derivatives, dan mengakhiri sesi pagi di level 2.530 ringgit (US$790 ) per metrik ton. Harga turun 4,6% pekan lalu, terbesar sejak 5 hari yang berakhir 29 Maret.

Pengiriman dari Malaysia turun 13% menjadi 472.321 ton dalam 10 hari pertama November dari periode yang sama bulan lalu, surveyor Intertek mengatakan, kemarin. Produksi minyak tropis yang digunakan untuk bahan baku permen hingga biofuel ini biasanya mencapai puncak pada Juli sampai Oktober.

"Semakin lemah sinyal bahwa ekspor persediaan bisa sedikit lebih tinggi bulan ini," kata Chandran Sinnasamy, kepala perdagangan di LT International Futures Sdn., dii Kuala Lumpur.

Persediaan naik 3,5% pada Oktober menjadi 1,85 juta ton dari bulan sebelumnya, ungkap Dewan Minyak Sawit Malaysia, kemarin. Produksi naik 3,1% menjadi 1,97 juta ton, sementara itu ekspor naik 3,3% menjadi 1,66 juta ton.

"Persediaan yang lebih tinggi telah membuat sedikit negatif bagi pasar," kata Arhnue Tan, analis investasi Alliance Bank Bhd. Produksi berada pada level tinggi dan bisa melemah setelah November sehingga akan mendukung harga, katanya.

Minyak kedelai untuk pengiriman Desember turun 0,4% menjadi 40,27 sen per pon di Chicago Board of Trade. Kedelai untuk pengiriman Januari sedikit berubah pada level US$12,995 per bushel.

Minyak kelapa sawit untuk pengiriman Mei turun 0,3% menjadi 6.164 yuan (US$ 1.012) per ton di Dalian Commodity Exchange dan minyak kedelai turun 0,2% menjadi 7.116 yuan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul-nonaktif
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper