Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akuisisi Inalum, Nilai Buku US$558 Juta Belum Final

Kesepakatan antara tim negosiasi Pemerintah Indonesia dan Jepang yang diwakili oleh Nippon Asahan Aluminium (NAA) terkait pengambilalihan saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) belum selesai.
Ketua Komisi XI DPR Olly Dondokambey (kanan) memimpin rapat kerja bersama pemerintah terkait pengambilaihan PT Nippon Asahan Alumunium atau Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) di Komplek Parlemen senayan, Jakarta, Rabu (30/10). Rapat lanjutan tersebut membahas persetujuan anggaran pengambilalihan Inalum yang kepemilikan100 persen saham dan pengolahan Inalum jatuh ke tangan pemerintah Indonesia efektif 1 November 2013. /Antara
Ketua Komisi XI DPR Olly Dondokambey (kanan) memimpin rapat kerja bersama pemerintah terkait pengambilaihan PT Nippon Asahan Alumunium atau Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) di Komplek Parlemen senayan, Jakarta, Rabu (30/10). Rapat lanjutan tersebut membahas persetujuan anggaran pengambilalihan Inalum yang kepemilikan100 persen saham dan pengolahan Inalum jatuh ke tangan pemerintah Indonesia efektif 1 November 2013. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kesepakatan antara tim negosiasi Pemerintah Indonesia dan Jepang yang diwakili oleh Nippon Asahan Aluminium (NAA) terkait pengambilalihan saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) belum selesai.

Harry Azhar Azis, Wakil Ketua Komisi XI DPR Bidang Keuangan, Perencanaan Pembangunan dan Perbankan, mengatakan nilai buku PT Inalum sebesar US$558 juta ternyata belum menjadi angka final. Nilai tersebut belum menjadi kesepakatan antara tim perunding Indonesia dan Jepang.

"Kalau US$558 juta, Jepang sudah oke. Tapi kita [tim perunding Indonesia] tetap menginginkan harga lebih rendah dari US$558 juta. Kemungkinan melalui KAP [kantor akuntan publik] yang ditunjuk bersama antara pemerintah Indonesia dengan Jepang," ungkapnya, Rabu (30/10/2013).

Dia mengatakan dari keterangan pemerintah dalam rapat koordinasi Komisi XI dan Menteri Keuangan Chatib Basri, disebutkan bahwa nilai pengambilalihan PT Inalum oleh pemerintah didasarkan pada hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang berakhir pada 31 Oktober 2013.

Angka sebesar US$558 juta itu merupakan angka prediksi yang belum final. Adapun angka yang sudah final adalah berdasarkan audit BPKP pada 31 Maret 2013 sebesar US$453 juta. Namun, pihak Jepang menginginkan nilai buku sebesar US$624 juta.

"Kalau angka Jepang aktual 31 Maret, artinya pada 31 Oktober bisa lebih besar lagi dari US$624, kemungkinan Jepang bisa meminta lebih besar dari 31 Oktober," paparnya.

Pemerintah selama ini menyiapkan Rp7 triliun dengan rincian Rp2 triliun dalam APBN-P 2012 dan Rp5 triliun dalam APBN-P 2013, untuk mengambil alih Inalum setelah 30 tahun dikuasai Jepang.

Negeri Matahari Terbit sejauh ini memiliki saham PT Inalum 58,88%, sedangkan Indonesia hanya 41,18%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper