Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Headline Industri: Smelter Bauksit Antam Rp5 Triliun Beroperasi 2014

Proyek pabrik pengolahan bijih bauksit menjadi chemical grade alumina (CGA) milik PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) senilai Rp5 triliun beroperasi komersial mulai Maret-April 2014.

Bisnis.com, TAYAN, Kalbar - Proyek pabrik pengolahan bijih bauksit menjadi chemical grade alumina (CGA) milik PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) dipastikan beroperasi komersial pada Maret-April 2014.

Untuk megaproyek ini, Antam dan perusahaan Jepang telah menggelontorkan investasi di atas Rp5 triliun (US$490 juta) dengan produksi awal mencapai 200.000 ton—220.000 ton atau 70% dari total kapasitas terpasang. Proyek ini ditargetkan berkontribusi sekitar 15%—20% terhadap pendapatan Antam pada tahun depan.

Direktur Utama Antam Tato Miraza mengatakan pihaknya telah melakukan fase commissioning yang dilakukan pada fasilitas bayer plant pabrik CGA 3 bulan lebih awal dari rencana awal (contractual schedule).

Nantinya, dari target produksi 300.000 ton CGA per tahun, sekitar 200.000 ton akan diekspor jangka panjang ke Jepang.

“Produk 200.000 ton ke Jepang ini untuk menggantikan produksi Showa Denko yang ditutup pada semester II tahun depan,” kata Tato seusai acara commissioning pabrik CGA, Senin (28/10/2013).

Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Direktur ICA Denny Maulasa, petinggi Showa Denko, perwakilan Gubernur Kalimantan Barat, dan beberapa pihak terkait.

Tato mengatakan pabrik CGA ini merupakan smelter pertama yang sudah commissioning setelah aturan Undang-Undang No. 4/2009 tentang Minerba diterbitkan.

“Ke depannya sangat memungkinkan kami akan menambah kapasitas produksi dari target kapasitas 300.000 ton per tahun. Namun, saat ini kami fokus menyelesaikan yang ini dulu [pabrik CGA] agar tepat waktu,” jelasnya.

Mengenai kontribusi proyek ini bagi pendapatan perusahaan, Tato mengatakan hingga Juni 2013, pendapatan perusahaan di sokong oleh penjualan emas sekitar 49% dan penjualan nikel 48%, serta sisanya lain-lain.

“Dengan masuknya proyek ini, mungkin kontribusi ke pendapatan bisa 15%—20% pada tahun depan.” 

Tepat Waktu

Menteri ESDM Jero Wacik meminta Antam agar tepat waktu dalam mengejar waktu produksi. Pihaknya mengapresiasi jadwal uji coba pabrik CGA yang maju 3 bulan dari jadwal sebelumnya.

“Saya minta jangan sampai molor. Pemerintah berharap mulai tahun depan, ekspor bahan mentah sudah bisa dikurangi banyak,” katanya.

Proses pembangunan pabrik CGA ini telah berlangsung sejak Juni 2011. Pabrik CGA akan  meng olah cadangan bauksit untuk memproduksi 300.000 ton CGA per tahun.
Pabrik pengolahan CGA Tayan dikembangkan oleh PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) yang merupakan perusahaan patungan antara Antam dan Showa Denko K.K. (SDK) Jepang.

Antam memiliki saham 80% PT ICA dengan sisa kepemilikan 20% saham dipegang oleh SDK. 

Adapun, pendanaan pembangunan pabrik CGA di Tayan berasal dari internal Antam dan SDK, pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) serta Mizuho Bank Ltd dan Sumitomo Trust and Banking Ltd. Hasil berupa produk alumina CGA ini akan berfungsi untuk komponen elektronik, produk bangunan, bahan LCD, dan sebagainya.

Pada sisi lain, Antam juga tengah mengembangkan rencana pembangunan smelter grade alumina (SGA) di Mempawah, Kalbar.

Hingga saat ini, pihaknya masih mencari partner guna membantu dari sisi pendanaan. Meski belum mendapatkan partner, pihaknya optimistis proses konstruksi bisa dilakukan
pada akhir 2014 sehingga bisa berproduksi pada 2017.

“Studi kelayakan sudah selesai. Soal pendanaan kami sedang kerjakan, tidak mudah mencari partner. Kalau berapa persen pendanaan dari partner, bisa 40%, bisa 60%,” kata Tato.

Nantinya, lanjut Tato, sebagian produksi SGA akan dipasok untuk PT Indonesia Asahan Alu minium (PT Inalum).

“Salah satu opsinya seperti itu, tetapi nanti tergantung spesifikasi, harga dan kondisi, cocok atau tidak,” jelasnya.

Sementara itu, Dirjen Mineral dan Batu bara Kementerian ESDM Thamrin Sihite memastikan, dari sekitar 1,2 juta ton produksi SGA, akan ada yang dipasok untuk Inalum. “Ya sudah pasti.” (Riendy Astria

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper