Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Sumatra Utara Gatot Pujo Nugroho dan 10 Bupati/Wali Kota di kawasan Danau Toba pasrah hanya memperoleh maksimum 30% dari total saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
Awalnya Sumut tetap ngotot mengambil alih seluruh saham Inalum setelah proses negosiasi selesai dengan pihak Jepang yang diwakili oleh Nippon Asahan Aluminium.
Saat rapat koordinasi yang membahas PT Inalum pada Selasa malam (22/10/2013), Komisi VI DPR menyetujui kepemilikan saham 30% diberikan kepada Pemrpov Sumut dan 10 kabupaten/kota se kawasan Danau Toba dan Daerah Aliran Sungai Asahan.
Gatot menegaskan akan tetap berjuang mengawal realisasi saham tersebut sepenuhnya untuk Sumut sehingga dapat digunakan maksimal untuk kemajuan masyarakat Sumut.
"Kami, Pemprov Sumut dan 10 kabupaten/kota se kawasan Danau Toba dan DAS Asahan akan konsolidasi kembali. Namun diupayakan sebesar-besarnya 30% saham itu menjadi milik daerah," ujarnya dalam keterangan pers, Rabu (23/10/2013).
Rapat yang digelar di DPR tersebut diikuti oleh Gatot, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, dan Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Gatot didampingi para bupati/wali kota, antara lain Bupati Samosir Mangindar Simbolon, Wakil Wali Kota Tanjung Balai Rolel Harahap, Kepala Bappeda Sumut Riadil Lubis dan para kepala Bappeda kabupaten/kota.
Dia menjelaskan pihaknya akan kembali melakukan pembicaraan ulang atas hasil keputusan Komisi VI. "Posisi kami di sini kan tidak ikut menentukan," paparnya.
Rapat kerja yang turut mengundang Gatot ini merupakan lanjutan dari pertemuan-pertemuan yang digelar Komisi VI DPR dengan tim pengambilalihan Inalum. Rapat yang dimulai lewat pukul 21.00 WIB berlangsung singkat dengan diawali skorsing dan dilanjutkan dengan perumusan hasil rekomendasi.
Kesepakatan dengan DPR RI ini menurut Menteri Perindustrian MS Hidayat akan memuluskan upaya pengambilalihan saham Inalum sehingga per 1 November Inalum menjadi sepenuhnya milik Indonesia.
Menurutnya pada 25 Oktober akan laksanakan penandatanganan pengakhiran kerjasama Inalum dan lakukan transfer selama 5 hari dana akuisisi US$588 juta kepada NAA.
"Pada 1 November seluruh kewajiban sudah selesai, 100% saham dimiliki Indonesia, maka apa yang disimpulkan dalam rapat ini akan menjadi kenyataan," ujar Hidayat.