Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jabar Dorong Revitalisasi Saluran Irigasi

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelontorkan dana besar hingga Rp80 miliar untuk menjamin kemantapan saluran irigasi.

Bisnis.com, BANDUNG — Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelontorkan dana besar hingga Rp80 miliar untuk menjamin kemantapan saluran irigasi.

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Barat Supriyatno mengatakan, pada 2014 mendatang, pihaknya sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp80 miliar untuk memelihara jaringan irigasi yang menjadi kewenangan Pemprov Jawa Barat.

Menurut Supriyatno anggaran tersebut akan dikucurkan untuk luas area sawah irigasi teknis yang menjadi kewenangan Pemprov Jawa Barat yang mencapai 88.000 hektare.

"Jumlah daerah irigasi yang menjadi kewenangan Pemprov Jawa Barat sebanyak 91 daerah irigasi yang terbagi atas 50 daerah irigasi lintas kabupaten/kota dan 41 daerah irigasi utuh kabupaten/kota," katanya di Bandung, Minggu (20/10/2013).

Dia mengatakan, adanya irigasi teknis yang layak maka petani minimal bisa dua kali tanam dalam satu tahun. Karena itu, pihaknya akan terus membenahi jaringan irigasi yang ada. Dari data yang ada, pihaknya menilai tingkat kemantapan irigasi di Jawa Barat sudah mencapai 75%.

PSDA mencatat tingkat kemantapan tersebut naik signifikan dibandingkan dengan sebelum 2008 lalu dimana tingkat kemantapan irigasi berada di posisi 45 %.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menambahkan pihaknya berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan irigasi meski dirinya belum mengetahui pasti titik mana saja yang menjadi fokus pembenahan irigasi di Jawa Barat.

"Saya tidak tahu mana yang difokuskan yang jelas di setiap sawah (irigasi teknis) itu ada pembenahan irigasi," katanya.

Heryawan menilai perbaikan irigasi hampir sama prosesnya dengan perbaikan jalan. Penanganan pun dilakukan mulai dari pusat, provinsi hingga pemerintah kabupaten/kota.

"Intinya sama kaya jalan. Dari mulai teknis, semi teknis hingga nonteknis seperti ada Jides [jaringan irigasi desa] dan Jitut [jaringan irigasi utama]," jelasnya.

Dia menilai pembenahan irigasi pun menjadi bagian dari upaya peningkatan ketahanan pangan di Jawa Barat. Dia berharap semua pihak terkait berupaya keras meningkatkan produksi pangan agar mampu memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri.

"Di saat yang bersamaan, percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal pun harus ditingkatkan," ujarnya.

Pemprov Jabar menurutnya harus mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal terutama beras. Pihaknya mencatat hingga tahun 2012 tingkat konsumsi beras masyarakat  Jawa Barat masih mencapai 90,59 kg/kapita/tahun.

Selain itu, pola konsumsi pangan masyarakat Jawa Barat juga masih belum memenuhi keberagaman dan keseimbangan antar sembilan kelompok pangan, yang dinilai dari skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang baru mencapai 73,5 poin (skor PPH Ideal 100 poin).

"Padahal jika dilihat dari sisi sumber pangan lokal, potensi Jawa Barat sangat beragam dan melimpah," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kab Bandung Barat Ida Nurhamida mengatakan pasokan air bagi areal persawahan masih menjadi masalah utama pertanian di wilayahnya. Oleh karenanya, ancaman puso setiap tahunnya tak bisa dihindari.

Permasalahan irigasi menjadi tanggung jawab pemda dan provinsi. Hanya, untuk sementara waktu guna mengatasi kekeringan pihaknya mengandalkan irigasi jaringan pedesaan.

“Hanya dalam perjalanannya, program ini pun belum bisa menyentuh seluruh kecamatan. Makanya, dibantu dengan irigasi tersier,” ujarnya.

Dia menyebutkan, sejumlah kecamatan yang sudah teratasi lewat irigasi jaringan pedesaan a.l Padalarang, Cipongkor, Cililin, dan Cipatat. Sedangkan untuk irigasi tersier sudah ada di semua kecamatan kecuali Lembang, Cisarua, dan Parongpong.

Penyediaan air itu juga dibantu dengan memberikan bantuan pompa air dan memperbaiki irigasi pertanian guna menjaga ketersediaan air ke lahan pertanian.

Pihaknya sudah menyiapkan beberapa unit pompa air tanpa motor. Karena jumlahnya terbatas, penggunaan pompa tersebut akan digilir sambil melihat potensi keberadaan air permukaan yang bisa diambil.

“Musim kemarau juga berpengaruh besar bagi saluran irigasi.Belum lagi banyaknya irigasi yang rusak dan irigasi yang salurannya terhambat akibat ditumbuhi rumput dan dipenuhi sampah,” ucapnya.

Hingga saat ini, pihaknya mengaku belum menerima laporan terjadinya puso yang diakibatkan kekeringan. Hal ini lantaran musim kemarau basah masih terjadi di sejumlah wilayah.

“Musim kemarau tahun ini bagi Bandung Barat tidak berpengaruh banyak. Karena terkadang hujan masih turun sehingga membantu pengairan pertanian,” ujarnya.

Rasa percaya diri tinggi pun disampaikan oleh Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab Bandung yang mengaku bisa meningkatkan produksi padi lebih dari 517.939 ton gabah kering giling.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Hedi Ardia & Wisnu Wage

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper