Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perhubungan mencatat hingga akhir tahun ini terdapat 11 kapal perintis yang pembangunannya selesai sehingga akan langsung ditempatkan di sejumlah daerah pelayanan di Indonesia.
Direktur Lalu Lintas Laut dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Adolf R. Tambunan mengatakan sebanyak 11 kapal yang tengah dibangun itu akan rampung pada akhir tahun ini.
"Jenisnya ada yang 1.200 ton, itu bisa mengangkut 400 penumpang dan sudah bagus itu ada kelas 1, pakai AC,” katanya ditemui Bisnis.com, Rabu (9/10/2013).
Dia mengatakan pada tahun ini akan terdapat 80 kapal perintis yang disubsidi, dari jumlah itu terdapat 36 kapal milik negara, sedangkan 44 unit masih merupakan milik swasta yang mendapatkan subsidi.
Hanya saja dia mengakui kualitas kapal milik swasta belum menyamai kualitas kapal perintis asli milik pemerintah.
Meski demikian kondisi kapal milik swasta masih layak untuk mendukung angkutan perintis yang dicanangkan pemerintah.
Kemenhub, kata Adolf, juga berkomitmen untuk meningkatkan layanan angkutan perintis dengan membangun kapal menambah armada.
"Memang kami akui kapal swasta kualitasnya tidak atau bukan tipe kapal penempang tapi memang masih layak. Kami tetap tingkatkan pelayanan dengan bangun kapal, akhir tahun ini ada 11 kapal perintis selesai,” katanya.
Kemenhub mencatat pengadaan 18 unit kapal perintis diperkirakan bisa terealisasi hingga akhir 2014 seiring dengan target pelayanan 90 trayek pada tahun yang sama.
Pengadaan kapal perintis tersebut guna mendukung program pemerintah untuk memangkas jumlah wilayah yang belum maksimal dalam ketersediaan transportasi laut.
Pengadaan 18 kapal perintis itu terbagi dalam dua tahapan yakni 11 kapal akan diselesaikan pada tahun ini dan tujuh unit sisanya ditargetkan rampung akhir 2014.
Ketujuh kapal tersebut terdiri dari 2 unit kapal tipe 2.000 GT, 2 unit kapal tipe 1.200 GT, 2 kapal tipe 750 DWT dan 1 unit kapal tipe 500 DWT.
Di sisi lain, sejumlah galangan kapal yang ikut dalam proyek yakni PT. Daya Radar Utama, PT. Mariana Bahagia, PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard, PT. Adiluhung Sarana Segara Indonesia dan PT. F1 Perkasa. (ra)
