Bisnis.com, JAKARTA- Pertumbuhan industri kecil menengah (IKM) di wilayah Indonesia Timur masih rendah, dengan rerata 3%-4%.
Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengatakan dengan jumlah IKM yang saat ini mencapai 3,9 juta unit, diklaim mampu menyerap tenaga kerja hingga 9,14 juta orang, dimana sekitar 75% berkembang di Pulau Jawa dan 25% di luar Pulau Jawa. Oleh sebab itu, pemerintah tengah menggencarkan program peningkatan daya saing IKM wilayah Timur hingga 40% pada 2014.
Adapun rerata pertumbuhan IKM di Pulau Jawa adalah 7%, sedangka di wilayah Timur masih tertinggal dengan rerata pertumbuhan 3%-4%.
“Untuk Sumatra lebih baik sekitar 4%-5%, Kalimantan masih rendah, Sulawesi mungkin bisa 4%-5%,” kata Euis usai membuka Pameran Cahaya Timur Indonesia di Gedung Kemenperin, Selasa (1/10/2013).
Menurut Euis, beberapa faktor yang menjadi kendala rendahnya pertumbuhan IKM di wilayah Timur antara lain karena keterbatasan bahan baku, teknologi, sumber daya manusia (SDM), dan standar. Euis mengatakan, IKM di wilayah Timur masih mengandalkan bahan baku yang berasal dari Pulau Jawa.
“Padahal sebenarnya sudah bisa sendiri, seperti serat pisang untuk menjadi kain. Kemudian, kayu-kayu yang seratnya diperhalus, pasti bisa,” ujarnya.
Adapun beberapa program dan kegiatan yang telah dilaksanakan pemerintah dalam pengembangan potensi IKM di Indonesia khususnya di wilayah Timur Indonesia antara lain melalui program pengembangan IKM dengan pendekatan One Village One Product (OVOP) dan Klaster Industri.