Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 12 perusahaan yang membangun pabrik pemurnian dan pengolahan bijih mineral siap ditinjau kelayakannya, meski jadwal tinjauan mundur dan jumlah masih tentative.
Kepala Pusat Teknologi Mineral dan Batu bara (Tekmira) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Retno Damayanti mengatakan jadwal tersebut mundur karena tim peninjau menunggu personil dari Kementerian Perindustrian yang belum pasti. Tekmira juga masih menunggu jadwal dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara yang merencanakan kegiatan tersebut akhir bulan ini.
"Karena ini sudah masuk hilir, anggota dari [Kementerian] perindustrian harus lebih banyak, seharusnya tinjauan sudah dilakukan akhir Agustus," katanya hari ini Selasa (24/9/2013).
Pabrik yang ditinjau merupakan komoditas nikel, mangan, bauksit, tembaga, seng, timbal, dan bijih/pasir besi. Sebelumnya, Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Dede Ida Suhendra menyatakan sekitar 20-an pabrik smelter akan ditinjau. Namun, jumlah tersebut menyusut karena yang telah siap antara 30%-100% hanya berjumlah 12 perusahaan.
Retno menambahkan beberapa pabrik memang sudah mencapai 100%. Persentase ini, imbuhnya, hanya bentuk fisik dari bangunan, sedangkan masa uji coba belum sepenuhnya.
"Biasanya commissioning masih 75%, jadi belum maksimal produksi. Perlu beberapa kali uji coba hingga 100%," ujarnya.
Dua belas perusahaan itu tersebar di seluruh Indonesia. Tinjauan direncanakan dilakukan secara serentak oleh 6 tim.