Bisnis.com, JAKARTA—Seiring melambatnya pertumbuhan ekonomi dalam negeri, pemerintah merevisi tingkat kemiskinan RAPBN 2014 dari kisaran 9%-10% menjadi 9,00%-11,30% dengan estimasi tingkat inflasi 5,5%.
Armida Alisjahbana, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mengatakan kisaran tingkat kemiskinan tersebut belum final, dan masih akan dibahas kembali di panitia kerja pembahasan asumsi makro RAPBN 2014.
“Ini baru estimasi atau hitungan-hitungan kami, nanti akan dibahas dan akan pendalaman lebih lanjut di Panja. Yang penting inflasi dari tahun ini bisa lebih rendah dari 9,2%, sehingga estimasi pada 2014 akan lebih baik,” ujarnya, Senin (16/9/2013).
Dia menuturkan pemerintah harus mampu menekan estimasi tingkat inflasi 2013 sebesar 9,2%, setidaknya di level 6%. Menurutnya, tingkat inflasi bulanan pada September akan jauh berkurang dari 1,12% pada Agutus yang lalu, bahkan berpeluang deflasi.
Berdasarkan simulasi Bappenas, dari estimasi produk domestik bruto (PDB) 2014 sebesar 6,0%, inflasi 5,5%, dan inflasi poverty basket 6,5%-7,0%, maka tingkat kemiskinan RAPBN 2014 menjadi 9,00%-11,00%/11,30%.
Armida Alisjahbana, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mengatakan kisaran tingkat kemiskinan tersebut belum final, dan masih akan dibahas kembali di panitia kerja pembahasan asumsi makro RAPBN 2014.
“Ini baru estimasi atau hitungan-hitungan kami, nanti akan dibahas dan akan pendalaman lebih lanjut di Panja. Yang penting inflasi dari tahun ini bisa lebih rendah dari 9,2%, sehingga estimasi pada 2014 akan lebih baik,” ujarnya, Senin (16/9/2013).
Dia menuturkan pemerintah harus mampu menekan estimasi tingkat inflasi 2013 sebesar 9,2%, setidaknya di level 6%. Menurutnya, tingkat inflasi bulanan pada September akan jauh berkurang dari 1,12% pada Agutus yang lalu, bahkan berpeluang deflasi.
Berdasarkan simulasi Bappenas, dari estimasi produk domestik bruto (PDB) 2014 sebesar 6,0%, inflasi 5,5%, dan inflasi poverty basket 6,5%-7,0%, maka tingkat kemiskinan RAPBN 2014 menjadi 9,00%-11,00%/11,30%.