Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Tepung Terigu Naik 4%, Produsen Roti Naikkan Harga 10%

Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku usaha roti mulai menaikkan harga produk hingga 10% sejak awal September 2013 akibat kenaikan harga bahan baku karena adanya pelemahan nilai tukar rupiah.

Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku usaha roti mulai menaikkan harga produk hingga 10% sejak awal September 2013 akibat kenaikan harga bahan baku karena adanya pelemahan nilai tukar rupiah.

Ketua Asosiasi Asosiasi Pengusaha Bakery Indonesia (Apebi) Chris Hardijaya mengatakan pelemahan ini menyebabkan terjadinya kenaikan harga tepung terigu, ragi, mentega, coklat, dan perisa makanan.

“Biaya produksi kami mengalami kenaikan hingga 25%, tetapi penyesuaian harga yang dilakukan hanya berkisar antara 5%-10%,” kata Chris kepada Bisnis  hari ini, Kamis (12/9/2013).

Pengusaha roti, lanjutnya, tidak bisa serta merta menaikkan harga meskipun biaya produksi naik. Alhasil, langkah yang ditempuh adalah dengan mengurangi keuntungan yang didapat.

Rabu kemarin, (11/9/2013), Ketua Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Franky Welirang mengatakan harga tepung terigu mulai mengalami kenaikan kenaikan antara 3%-4% akibat kondisi nilai tukar rupiah yang masih mengalami pelemahan rata-rata sebesar Rp11.000.

“Kami [produsen tepung terigu] ini bukan pedagang yang dengan mudah mengubah harga sesuai fluktuasi harga bahan baku. Harga tidak mudah berfluktuasi meskipun terjadi pelemahan rupiah,” katanya.

Chris menegaskan sebagian konsumen produsen tepung terigu adalah industri skala besar sampai rumah tangga. Menurutnya, tidak mungkin pihaknya mengurangi produksi atau membuat harga mudah berfluktuasi.

Nilai pasar khusus roti dan kue diprediksi hanya tumbuh sebesar 7% tahun ini dari realisasi 2012 yang mencapai angka Rp17,2 triliun. Namun, ini merupakan prediksi optimistis sebelum mempertimbangkan kenaikan harga komponen pendukung lain.

Chris menambahkan prediksi ini lebih rendah dibandingkan dengan yang berhasil dicapai pada 2012 yang mencapai 14%. Padahal prediksi semula hanyadiprediksi naik 12%. Pertumbuhan ekonomi dan tingginya kelas menengah di Indonesia menjadi penyebab tumbuhnya industri sektor ini. 

Tahun lalu, industri roti mampu menyerap 25% dari tepung terigu dan gandum impor yakni sebesar 1,7 juta ton. Tepung terigu dan gandum ini berkontribusi hingga 60% dari total penggunaan bahan baku untuk industri bakery. Bahan baku ini mampu diolah menjadi roti dan kue dengan nilai Rp13 triliun.

Sisa nilai tersebut, kata Chris, merupakan nominal yang dihasilkan dari jenis kue tradisional. Penggunaan bahan baku tepung terigu dan gandum untuk kue tradisional tidak bisa diprediksi secara pasti karena akumulasinya yang kecil. Terlebih, biasanya kue tradisional lebih banyak menggunakan bahan lain seperti gula jawa, telur, atau tepung singkong yang sulit untuk diukur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper