Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha tahu dan tempe akan mempertimbangkan kembali atas keputusan dengan sejumlah importir terkait pemberian harga khusus kedelai impor sebesar Rp8.490 per kilogram hingga akhir September ini.
Sekretaris Jenderal Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Suyanto merasa belum puas atas keputusan ini kembali karena nominal tersebut masih jauh dari harga yang diminta yakni Rp8.000 per kilogram.
“Keputusan ini belum selesai masih diperdebatkan antara Rp8.000-Rp8.400 per kilogram. Penyikapannya, nanti akan kami eveluasi kembali dengan ketua umum,” kata Suyanto yang ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Selasa (10/9/2013).
Dia menambahkan keputusan ini diambil setelah melakukan rapat antara Gakopti, importir kedelai, dan pihak Kemendag yang diwakili oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri dan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri.
Suyanto mengakui harga tersebut sudah cukup meringankan biaya produksi para perajin meskipun harga yang paling ideal adalah Rp8.000 per kilogram. Saat ini harga kedelai berada pada kisaran Rp9.300-Rp10.000 per kilogram di tingkat perajin.
Suyanto menuturkan keputusan ini sudah bisa diimplementasikan mulai hari ini tetapi, harga ini masih bisa dinegosiasikan untuk diubah kembali untuk diterapkan sepanjang Oktober.
Pihaknya menjelaskan telah mendapatkan jaminan pasokan sebanyak 11.500 ton kedelai dari lima perusahaan importir hingga akhir bulan ini. Kelima perusahaan importir tersebut antara lain PT FKS Multi Agro Tbk, PT Gerbang Cahaya Utama, PT Jakson Niagatama, PT Setia Cipta Ekatama, dan PT Sukabumi Serasi Indah.