Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Batu Bara Diyakini Tak Terganggu Pajak Impor China

Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan China yang mengutip pajak impor 3% untuk batu bara berkalori rendah diyakini tidak akan mengganjal ekspor Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan China yang mengutip pajak impor 3% untuk batu bara berkalori rendah diyakini tidak akan mengganjal ekspor Indonesia.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan Indonesia tidak banyak mengapalkan batu bara berkalori rendah atau low rank coal ke Negeri Tirai Bambu.

Hambatan tarif di China, lanjutnya, justru harus dianggap sebagai peluang untuk melakukan penghiliran di dalam negeri, misalnya untuk bahan baku pupuk dari hasil gasifikasi batubara.

“Jadi, jangan dianggap sebagai ancaman, tapi opportunity untuk meningkatkan kemampuan dalam negeri kita,” katanya, Rabu (4/9/2013).

Namun, Hatta enggan mengomentari apakah kebijakan yang diterapkan China melanggar perjanjian perdagangan bebas Asean-China (Asean-China Free Trade Agreement) mengingat kesepakatan itu mengatur liberalisasi tarif, termasuk tarif impor 0% di antara dua kawasan.

Menurutnya, hal itu akan dicermati lebih lanjut oleh Kementerian Perdagangan. “Saya hanya ingin melihat dari sisi lain bahwa kalau kita memiliki sumber daya mineral, maka diupayakan jangan jual barang mentah,” ujarnya.

Namun, data yang dikutip dari Reuters menyebutkan sampai dengan Juli 2013, ekspor Indonesia mencapai 97% dari total impor batubara muda China. Secara total, selama 7 bulan pertama tahun ini, China mengimpor 187 juta ton batubara dengan sekitar 35,97 juta tonnya di antaranya batubara muda.

Seperti diketahui, mulai 30 Agustus 2013, China menerapkan pajak impor 3% terhadap batu bara dengan nilai kalori di bawah 4.500 kkal per kilogram berbasis net as received (NAR), dengan kandungan abu kurang dari 25% dan sulfur di bawah 1%.

Pada 2012, Indonesia mengapalkan sekitar 60 juta ton batubara ke China atau 25% dari total ekspor Indonesia. Pada 2013, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memperkirakan ekspor meningkat menjadi 65 juta ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper