Bisnis.com, JAKARTA- Menjelang dibacakannya Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terdapat kalangan yang menilai nota keuangan itu tidak akan banyak memberi kejutan.
Anggota Komis XI DPR Arif Budimanta mengatakan RAPBN 2014 masih tidak jauh berbeda dari sebelumnya, yang belum mampu menjangkau program peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Bahkan, lanjutnya RAPBN 2014 harus dijaga supaya bebas dari conflict of interest menuju agenda pemilihan umum (Pemilu) 2014.
"Praktis tidak ada yang mengejutkan, karena semua pagu indikatif sudah disetujui. Justru yang perlu dikawal bagaimana RAPBN itu tidak dijadikan alat untuk melanggengkan kekuasaan di Pemilu mendatang," ujarnya sebelum mengikuti pidato Presiden dalam rangka penyampaian nota keuangan RAPBN 2014, Jumat (16/8/2013).
Jika ukuran pemerintah RAPBN itu mampu menjaga daya beli masyarakat, Arif menilai mustahil terjadi di tengah kebijakan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu.
Tantangan berikutnya, kata dia pemerintah perlu bekerja keras supaya inflasi bahan makanan tidak melebih inflasi umum.
"Selama ini yang terjadi, inflasi bahan makanan masih di atas inflasi umum," jelasnya.
Selain itu, kesenjangan masyarakat berpendapatan atas dengan bawah masih cukup tinggi.
"Rasio sekarang masih 0,41, bagaimana caranya supaya bisa turun ke 0,32. Itu tantangannya," ungkapnya.
Meski pemerintah terus mendorong gaji pegawai negeri naik, nyatanya yang terjadi inefisiensi birokrasi masih tetap terjadi. (ltc)