Bisnis.com, JAKARTA—Direktorat Jenderal Bea dan Cukai optimistis target perubahan anggaran pendapatan belanja negara (APBN-P) 2013 pada penerimaan cukai dapat terlampaui seiring dengan tren penaikan tarif cukai dan volume produksi hasil tembakau (HT).
Berdasarkan data Direktorat Pengelolaan Kas Negara, penerimaan cukai sepanjang Januari-Juli 2013 mencapai Rp61,21 triliun, naik 14,58% dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu Rp53,43 triliun.
Komposisi penerimaan cukai masih didominasi cukai HT Rp58,75 triliun (95,97%), cukai minuman mengandung etil alkohol (MMEA) Rp2,36 triliun (3,86%) dan cukai etil alkohol (EA) Rp0,89 triliun (0,15%) dari total penerimaan cukai.
Susiwijono, Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabenan dan Cukai, memproyeksikan produksi HT mencapai 340 miliar batang SKM (sigaret kretek mesin), SPM (sigaret putih mesin), dan SKT (sigaret kretek tangan) seiring ekspansi para pengusaha rokok seperti Sampoerna dan Wismilak.
“Nantinya ada rencana perluasan pabrik, penambahan mesin baru, penambahan line produksi dan shift kerja dan realisasi peningkatan produksi HT dari para pabrikan rokok besar. Kami optimistis penerimaan cukai dapat melampaui target akhir tahun,” tuturnya saat dihubungi, Senin (12/8/2013).
Untuk mencapai target tersebut, lanjutnya, Bea Cukai akan melakukan operasi pengawasan dan penindakan terhadap barang kena cukai (BKC) ilegal dan pelanggaran lainnya, dengan menyisir wilayah produksi, distribusi dan pemasaran.
Bea Cukai juga akan melakukan penerapan sistem aplikasi cukai secara sentralisasi, dan memberikan sosialisasi atau penyuluhan kepada stakeholders danaudit terhadap pengusaha BKC.