Bisnis.com, JAKARTA- Dalam kurun 2 pekan setelah Idulfitri, Kementerian Perdagangan akan mengevaluasi keseluruhan pelaksanaan impor sapi yang digenjot dalam beberapa waktu terakhir.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krishnamurti menuturkan sejak keran impor sapi dibuka pada pertengahan Juli 2013 sampai dengan saat ini, telah ada sekitar 8.000 ekor sapi yang masuk ke pasar di dalam negeri.
Kebijakan itu dilakukan demi menjaga keseimbangan supply dan demand serta menekan harga yang membumbung tinggi.
Dia melanjutkan arus impor tersebut belum akan berhenti karena pemerintah masih akan menambah jumlah ekor sapi yang masuk ke pasar dalam negeri hingga pekan kedua setelah Idulfitri.
"Programnya kan hanya sampai 2 minggu setelah Lebaran. Setelah itu kita lihat secara menyeluruh sistemnya. Kami ingin kebijakan soal sapi bukan sekedar untuk redakan harga saat Lebaran, tetapi harus berpikir setahun, 2014," katanya di Istana Negara, Kamis (8/8/2013).
Kemendag, ujarnya, mengaucu pada hasil verifikasi data dari Badan Pusat Statistil yang menyebutkan kondisi pasokan sapi yang turun dari 15,6 juta populasi menjadi 13,2 juta populasi.
"Kalau populasi turun hingga 20% seperti itu, berarti kan nanti formatnya harus berbeda. Kebijakannya sangat berubah. Hasil verifikasi akan menentukan langkah selanjutnya," katanya.
Dia mengatakan saat ini di tingkat rumah pemotongan hewan (RPH) terjadi kenaikan yang cukup besar dari sisi volume sapi potong.
Menurut dia, kenaikan volume sapi di RPH saat ini mencapai 2,5 kali lipat dibandingkan 2 minggu sebelum Lebaran. Selain itu, lanjutnya, jumlah sapi dalam negeri yang dipotong juga naik.
"Jadi sebenarnya kalau lihat dari supply and demand, selazimnya barang itu ada, tidak langka," ujarnya. (ltc)
Kemendag akan Evaluasi Impor Sapi
Bisnis.com, JAKARTA- Dalam kurun 2 pekan setelah Idulfitri, Kementerian Perdagangan akan mengevaluasi keseluruhan pelaksanaan impor sapi yang digenjot dalam beberapa waktu terakhir.Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krishnamurti menuturkan sejak keran impor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Anggi Oktarinda
Editor : Linda Teti Silitonga
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu